Program Rumah DP Nol pernah menjadi pembicaraan hangat di media. Program Rumah DP Nol bahkan dianggap suatu hal yang mustahil. Padahal menempati rumah dengan DP Nol ini sudah pernah dilaksanakan.Â
Memang pelaksanaan pembangunan rumah DP Nol ini selektif dan tidak diberlakukan pada semua tipe rumah. Bisa pada rumah dengan tipe 21, yang merupakan rumah sangat sedehana sekali sehingga sempit. Namun satu hal yang perlu dipetik adalah bahwa program rumah DP Nol itu bukan suatu hal yang mustahil dilaksanakan.Â
Program Rumah DP Nol kembali muncul, untuk mengantisipasi penduduk yang bermigrasi dari kota lain. Dapat saja karena penduduk ini bukan merupakan penduduk dari daerah tempatan, dan tingkat kehidupannya belum layak, sehingga belum sanggup untuk mempunyai rumah sendiri.Â
Namun dapat saja penduduk yang merantau ini sudah tinggal di rumah rumah sewa. Itu berarti si perantau sudah mempunyai anggaran untuk menyewa rumah. Di sanalah, celah program rumah DP Nol itu dapat mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya masyarakat perantau. Namun tentu saja hal itu tidak menutup kemungkinan bagi penduduk tempatan yang juga sedang menyewa rumah. Program Rumah DP Nol dapat menjangkau kalangan yang masih termarjinalkan seperti itu.Â
Dianggap sebagai termarjinalkan, karena banyak program program pembangunan namun belum dapat menyentuh kelompok masyarakat yang seperti itu. Â Tentu banyak faktor yang menyebabkan kelompok masyarakt seperti itu belum tersentuh program program pembangunan yang sudah berlangsung. Program Rumah DP Nol dapat menjadi solusi jitu, untuk kelompok masyarakat itu.Â
Pola yang akan digulirkan sebagai wacana program rumah DP Nol adalah, penduduk dapat membayar cicilan rumah sebesar biaya yang biasa dikeluarkan penduduk untuk sewa rumah. Prinsipnya seperri rumah sewa, tetapi pada akhirnya penghuni rumah akan menjadi pemilik rumah. Bukan selamanya hanya membayar sewa rumah, dan tidak berhak memiliki rumah tersebut.
Namun tiba-tiba Program Rumah DP Nol itu berganti menjadi Rumah DP 2 persen. Banyak faktor juga yang mempengaruhi pola pembangunan perumahan yang diluncurkan itu. Akan menghabiskan energi percuma, karena tentu tidak akan habis-habis jika mempermasalahkan suatu hal dengan pro kontra. Â Â Â
Kalau kemudian Program Rumah DP Nol itu akan diluncurkan, harus kita sambut positif. Apa pun alasan dibalik muculnya kembali Program Rumah DP Nol tersebut. Karena ke depan kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Dulu ada paslon yang ingin melaksanakan bantuan 1 milyar per desa, namun kemudian dilaksanakan oleh paslon yang lain. Sepanjang itu bagus untuk masyarakat perlu didukung. Kalau kemudian itu menguatkan Anies sebagai Gubernur Indonesia, karena Anies yang memunculkan Program Rumah DP NOl untuk DKI, lalu kemudian akan dilaksanakan sebagai program nasional, itu wajar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H