"Bang, disuruh lembur lagi sama ayah ya ?" Syala.
Yudi hanya bisa mengangguk. Namun kemudian senyum menghiasi wajah Yudi  dan seketika itu pula, rasa capek, jengkel, marah dan berbagai rasapahit, karena harus mematuhi instruksi atasan pun hilang, karena Yudi dapat melihat wajah Syala. Syala adalah puteri Bosnya di kantor yang masih duduk di kelas terakhir bangku sma.Â
Bos Yudi di kantor terkadang meminta Yudi, memberikan les kepada Syala, supaya dapat masuk ke PTN favorit, pilihan Bos Yudi. Bos Yudi bukan hanya suka memberi intruksi di kantor, tetapi juga mengiingkan anak perempuannya Syala, untuk masuk fakultas Kedokteran Umum di PTN favorit di Jawa.Â
Padahal di Pekanbaru sudah ada Sekolah Tinggi Kedokteran, namun Bos Yudi tetap bersikeras anaknya harus masuk FKU di PTN favorit di Jawa. Sementara Syala sendiri santai santai saja, ketika ditanya ingin melanjutkan ke jurusan apa ?
Yudi memang kemudian akrab dengan Syala. Â Kalau Bos Yudi, ayah Syala, tidak menugaskan Yudi lembur, atau bahkan beliau sedang ke luar kota, Yudi diminta Bosnya untuk memberi les privat kepada Syala. Padahal Yudi sendiri masih kulian di Fakultas Tehnik di salah satu PTS di Pekanbaru. Yudi hanya sering membantu Bos Yudi untuk lembur dan kebetulan Bos Yudi percaya, bahwa Yudi dapat membantu Syala.
"Bang, Syala ogah masuk Fakultas Kedokteran. Syala penginnya masuk ke Fakultas Psikologi. Tapi bang Yudi, jangan bilang-bilang ayah, ya!" seru Syala suatu hari.
"Memang Syala mau belajar mengetahui isi hati bang yudi apa, kok mau coba coba masuk ke Psikologi ?" goda Yudi.
"Ssst, Bang. Jangan keras keras, nanti dinding ini terkadang bisa berubah menjadi telinga. Mengapa bang Yudi, pura pura nggak tahu, kalau bang Yudi datang, Syala selalu sudah siap menunggu di pintu ...." bisik Syala.
Yudi termangu mendengar bisikan Syala. Wajah Yudi menengadah, kemudian mulai menatap Syala. Nampak mata Syala berbinar menunggu tatapan mata Yudi. Ke dua nya terdiam, sampai ada suara klakson mobil, tanda ayah Syala sudah pulang dari luar kota. Sesaat mereka saling pandang lagi, dan kemudian Syala bangkit dari duduknya, untuk membukakan pintu depan, menyambut ayah Syala. Baqir, ayah Syala tampak tergesa-gesa masuk ke rumah dan terus masuk ke kamarnya, tanpa menyapa Yudi di ruang tamu, tempat Yudi mengajar les Syala.
Sore itu, Yudi memberanikan diri ke rumah Bosnya. Bukan untuk menghadap Bosnya, tetapi Yudi ingin melihat Syala. Ya. Sejak pertemuan malam itu, Yudi selalu mengingat wajah Syala. Masya Allah. Cantiknya gadis ini, udah pintar, kaya pula. Namun sungguh Yudi terkejut, ketika Yudi hanya dapat bertemu mBok Minah, itu pun tanpa pagar dibuka. MBok Minah, hanya bilang kalau Syala tidak ada di rumah, ketika Yudi mengatakan ingin berjumpa dengan Syala. Mbok Minah juga menyampaikan pesan dari Ayah Syala Bos Yudi, kalau Yudi tidak perlu lagi memberikan les privat kepada Syala dan Yudi juga tidak boleh menemui Syala lagi. Masya Allah apa salah dan dosaku ?
Tidak pantaskah aku mencintai anak Bos. Tidak pantaskah aku yang sebentar lagi akan meraih gelar Sarjana Tehnik, walaupun hanya lulusan PTS di Sumatra, untuk mendekati anak gadis yang akan kuliah di PTN favorit di Jawa. Bukankah aku yang justru sering membantu menyelesaikan pekerjaan pekerjaan yang rumit di kantor ? Astaghfirullah. Mohon ampun ya Allah. Hambamu sungguh makhluk yang dhlolim.