Guru honorer akan menjadi problem yang tidak mudah untuk ditangani dengan segera. Bukan karena peran guru honorer belum dianggap vital bagi dunia pendidikan, namun untuk mengatasi persoalan guru honorer tidak boleh semata mata hanya dengan komitmen besar untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer saja.
Jumlah besar dan pola rekruitmen guru honorer membuat pihak pihak yang berwenang di berbagai tingkatan tidak bisa serta merta mengambil keputusan atas dasar manusiawi semata.
Adalah menjadi kewajiban semua pihak bukan hanya pemerintah untuk memajukan sdm anak bangsa. Komitmen tinggi inilah yang membuat beberapa orang di daerah tertentu lalu mencoba untuk menjadi guru honorer di kampungnya atau bahkan di luar kampungnya, terutama pada daerah daerah yang sulit dijangkau.
Kondisi masyarakat yang kurang sejahtera, kesulitan untuk mencapai fasilitas pendidikan yang memadai karena jarak dan faskitas sarana dan prasarana akses mobilitas dari wikarag yang satu ke wilayah lain yang masih minim, kadang membuat ada sebagian teman teman tergerak menjadi guru honorer.
Namun ada pula yang karena mempunyai kedekatan dengag pihak tertentu, dan kebetulan formasi penempatan pnsnya tidak ada, namun ada kebutuhan terhadap jumlah guru, maka dapat pula terjadi penerimaan guru honorer oleh pihak sekolah.Â
Ada yang kemudian mendapat bantuan dari pemda setempat. Ada pula yang karena bantuan dari kalangan orang tua murid yang mempunyai anak didik di sana.Â
Penyelesaian yang paling mendesak dapat dilakukan adalah mengikuti tes penerimaan murni pns. Namun ini sangat terbuka untuk baik new graduate atau bahkan yang belum menjadi guru honorer.Â
Ada kemungkinan guru honorer akan kalah bersaing dengan golongan golongan di luar guru honorer tersebut.Â
Hal itu dapat terjadi karena pada awal rekruitmen guru honorer tidak melalui seleksi yang ketat. Apalagi bagi guru honorer yang berada di wilayah yang sulit dijangkau. Bisa ada yang mau menjadi guru honorer di situ saja sudah Alhamdulillah.Â
Namun bagi yang sudah lama bertugas sebagai guru honorer di perkotaan, karena memang sedikitnya lapangan kerja tag tersedia, kurangnya anggaran yang tersedia membuat pihak sekolah bekerjasama dengan masyarakat untuk menerima guru honorer. Tentu bagi guru honorer yang sudah lama mengabdi akan merasa kecil hati, karena sudah mempunyai pengalaman bertahun tapi harus kalah seleksi pns sana orang baru yang belum berpengalaman.Â
Untuk itu harus ada komitmen besar dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah guru honorer ini, tidak cukup hanya Presiden. Masyarakat di luar komite sekolah, perusahaan dapat berperan aktif untuk bersama sama membuat langkah langkah strategis menindak lanjuti perjuangan guru honorer.Â