Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Jadikan Sabar Sebagai Pasar

30 Oktober 2018   12:26 Diperbarui: 30 Oktober 2018   12:47 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://umrohhajiwisata.com/sabar-dalam-islam/

Banyak orang selalu menasehati untuk dapat bersabar terhadap sesuatu yang terjadi. Sabar menjadi satu kata ampuh untuk melepaskan beban berat yang menghimpit hati dan jiwa. Sabar juga menjadikan harkat manusia menjadi lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih besar. Padahal sebetulnya manusia itu makhluk yang dholim. 

Namun dengan kemampuannya bersabar dalam menghadapi kejadian kejadian buruk yang menimpa, membuat manusia sadar bahwa sesungguhnya manusia itu makhluk yang dholim. Ada kekuatan besar yang membuat manusia menyadari kalau manusia itu sesungguhnya makhluk yang dholim. Kekuatan Yang Maha Suci dan Yang Maha Tinggi. 

Sudah Maha Suci dan Maha Tinggi, Maha Kuasa pula. Bahkan merupakan Penguasa Hari Kiamat. Hari Pengadilan bagi umat manusia. Kesadaran sebagai makhluk yang dholim itu yang mampu membuat manusia sabar, baik dikala tertimpa musibah, di saat diajak teman, kawan, handai taulan, keluarga besar, masyarakat ke luar dari jalur tuntunan Illahi Robbi, mau pun di waktu sedang memegang kendali atas harta, martabat, kekuasan yang berlebih.

Kata sabar tidak pernah terlepas dari kehidupan. Karena sabar selalu datang pada segala sesuatu pada berbagai kondisi yang dialami. Pada saat musibah menimpa kara sabar sering menjadi dambaan. Pada saat mengalami hambatan kata sabar juga menjadi ingatan. Pada saat bermewah-megah kata sabar juga tidak boleh terlewatkan.

Sabar ya itu bukan jodohmu. Sabar ya itu belum menjadi rejekimu. Sabar ya Allah Maha Tahu apa yang terbaik darimu. Bagaimana dapat beringsut dari sabar lalsy seperti itu.

Sabar sabar kita luruskan niat, bukankah kita ke tanah suci untuk beribadah, ketika catering datang terlambat, ketika catering sudah tidak enak dimakan lagi, ketika harus berdiri di bus, walaupun setiap orang sudah membayar biaya yang sama, masak yang duduk di bus sama dengan yang berdiri. Sabar, istighfar, masih banyak kegiatan yang harus dijalani di tanah suci. Masya Allah. 

Sabar ya pak, yang penting kan bapak sampai di tujuan, bukan begitu. Masya Allah. 

Sabar pak, bapak tidak dapat melanjutkan perjalanan ke Jogya, karena Gunung Merapi meletus. Silahkan bapak melanjutkan perjalanan lewat jalan darat. Loh, semua penumpang yang transit di Jakarta mau ke Jogja antri untuk pindah mode transportasi. Kok ya nggak dibilang saat mau berangkat di penerbangan awalnya. 

Sabar semua akan ditangani dengan baik dan sudah ada pernyataan akan bertanggung jawab. Masya Allah.

Kalau orang kecil, orang lemah disuruh sabar terus, kok para petinggi nggak disuruh sabar sih. Sabar dong kasih sanksi biar itu teman sendiri. Sabar dong beri peringatan walau banyak orang yang sudah terlanjur sayang, karena sudah menguasai rute, frekuensi, tiket bersaing, terminal terminal sehingga yang lain jadi sepi. 

Sabar dong tegakkan aturan, walau harus saling berhadapan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun