Penyebab Tsunami Donggala Bukan Tidal Bore
Kejadian yang menyesakkan dada, bencana gempa dan tsunami yang melanda Donggala, Mamuju dan Palu Propinsi Sulawesi Tengah. Tak dapat disangkal bahwa bencana genpa dan tsunami ini membuat Indonesia kemabli berduka. Setelah gempa Lombok yang terjadi beberapa kali. Tiba-tiba kita dikejutkan dengan bencana gempa Donggala, Palu. Luar biasanya lagi bencana gempa di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah ini disertai gelombang air yang tinggi menghempas dari laut ke pantai Donggala hingga ke Palu, Ibukota Propinsi Sulawesi Tengah.
Berbeda dengan gempa Lombok yang walaupun peristiwa gempanya terjadi sampai beberapa kali bahkan sering bertepatan dengan hari minggu, namun gempa Lombok tidak menimbulkan tsunami. Ada pun gempa Donggala, Palu menimbulkan tsunami. Tsunami gelombang besar air laut yang menghempas pantai Donggala hingga ke Palu, Ibukota Porpinsi Sulawesi Tengah.
Tsunami yang begitu cepat terjadi, membuat warga yang bahkan sedang mengadakan acara di pantai, ada yang tidak sempat menyelematkan diri untuk menghindar. Gelombang besar tsunami dari laut ada yang melaporkan setinggi 2 meter, bahkan ada memberikan informasi di suatu tempat dapat mencapai setinggi 6 meter. Hal itu disimpulkan, karena ada orang yang naik ke pohon setinggi 6 meter, masih belum dapat menghindar dari tingginya tsunami yang datang.
Berbagai informasi mengenai bagaimana terjadinya tsunami pun bermunculan. Ada yang beranggapan karena terjadi desakan air laut yang naik ke atas, maka tsunami terjadi dengan bentuk gelombang besar dan tinggi menghempas ke pantai. Ada juga yang beranggapan bahwa peluang terjadinya tsunami, dapat terjadi karena adanya longsoran yang terjadi di dasar laut, sehingga air laut yang surut tiba-tiba, kemudian membalik ke atas, sehingga terjadi gelombang besar dan tinggi yang menghempas ke pantai. Hal tersebut dapat saja disikapi dengan bijak karena sebab sebab terjadinya tsunami dapat bervariasi.
Namun ketika tsunami dianggap sebagai suatu peristiwa alam yang belum tentu terjadi karena gempa, tetapi karena adanya gejala alam Tidal Bore, rasanya kurang tepat untuk menjadi penjelasan terjadinya tsunami di Donggala, sampai mencapai Palu yang jaraknya cukup jauh karena tsunami Donggala Palu dapat menerjang teluk Donggala ke Palu hingga puluhan kilometer. Peta Pantai Donggala pada cover dapat menjadi dasar begitu jauhnya jarak pantai Donggala yang terkena gempa dan tsunami serta dampak tsunami yang masuk ke dalam teluk Donggala hingga mencapai Palu yang puluhan kilometer jauhnya dari Donggala.
Memang fenomena tsunami Donggala, dan karakteristik geografi Teluk Donggala ke Palu, mendorong dampak tsunami Donggala dapat masuk jauh puluhan kilometer hingga mencapai Palu. Namun tsunami di Teluk Donggala itu bukan gejala Tidal Bore. Gajala Tidal Bore, merupakan gejala alam yang sering terjadi karena air pasang yang sedang naik setinggi-tingginya, pada saat bulan Purnama, yang bertemu dengan Teluk atau aliran sungai, sehingga gelombang besar dan tinggi "Tidal Boer" tersebut dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat. Fenomena "Tidal Bore" di Indonesia yang terkenal adalah Bono, di Riau.
Gambar pada cover menunjukkan letak geografi Teluk Donggala yang menjorok ke dalam hingga mencapai Palu yang jauh sampai puluhan kilo meter. Begitu juga letak geografi Teluk Meranti di Riau yang menjorok ke darat hingga mencapai 60 km.Â
Bono yang terjadi di Teluk Meranti merupakan peristiwa bulanan dan terjadi pada saat air laut mengalami pasang naik setinggi-tingginya bertemu dengan air Sungai Kampar dari darat. Hal itu dapat membuat gelombang besar dan tinggi mencapai 6 meter lebih.Â
Karakteristik teluk Meranti yang relatif sempit dan menjorok ke darat hingga puluihan kilometer, mendukung terjadi Bono sebagai "Tidal Bore". Tidal Bore lain yang terkenal di dunia adalah Tidal Bore di Sungai Kent Inggris yang dikenal dengan Arnside Bore. Karena Tidal Bore di Teluk Meranti terjadi secara periodik, justru menjadi obyek wisata. Banyak orang yang menafaatkan Bono Tidal Bore untuk berselancar.
Tsunami di Teluk Donggala yang masuk jauh hingga puluhan kilometer ke Palu, bukanlah gejala alam bulanan. Apalagi karakteristik Teluk Palu walaupun menjorok ke arah darat, tetapi tidaklah membentuk celah sempit seperti Sungai kampar di Riau ataupun Sunagi Kent di Inggris. Dengan demikian informasi bahwa kemungkinan tsunami Teluk Donggala dapat terjadi karena gejala "tidal Bore" itu agak "menyesatkan".
Tsunami Teluk Donggala Bukan Tidal Bore.
sumber gambar kanan dari sini
sumber gambar kiri dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H