Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kiai Mojo dan Pangeran Samber Nyowo Turun Gunung

11 September 2018   15:19 Diperbarui: 12 September 2018   11:00 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.netralnews.com

Kyai Mojo dan Pangeran Samber Nyowo Turun Gunung

Pangeran Dipo tersentak, mendapat laporan dari berbagai pihak bahwa gerakan #LanjutakanBangunKA sudah merebak ke mana-mana. 

Berbagai elemen masyarakat pun sudah mulai memberikan kontribusi positif terhadap gerakan #LanjutkanBangunKA, bahkan dengan berbagai cara mencoba membuat pagar di beberapa titik taman pendukung gerakan #gantimonarkhi. 

Gerakan #gantimonarkhi muncul karena adanya kekhawatiran kekuasaan monarkhi sangat dipengaruhi oleh berbagai kelompok kepentingan di istana Kerajaan Matador. 

Akumulasi kelompok kelompok kepentingan tersebut mencuat pada beberapa pengambilan keputusan penting. Namun keputusan istana terkadang membuat publik terhenyak. 

Pangeran Dipo dapat memaklumi situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Pangeran Dipo akan mengambil keputusan atas situasi dan kondisi monarchi terkini, namun sebelum itu dilakukannya, Pangeran Dipo bermaksud mohon arahan dari Pangeran Sepuh Baginda Raja Armanda yang saat ini bertapa di Dieng Plato. 

"Kanda Baginda Raja Armanda. Apakah kakanda tidak mendengar jika kerajaan sedang 'horeg' saat ini ?" tanya Pangeran Dipo kepada Pangeran Sepuh Baginda Raja Armanda.

"Adinda, sebaiknya adinda Dipo minum dan makan makan yang sudah disiapkan oleh Bunda Fitri terlebih dulu. Pada saatnya nanti kanda akan jawab pertanyaan adinda Dipo." jawab Pangeran Sepuh Baginda Armanda sambil senyum.

"Situasi ini memang sedang runyam, namun itu hanya sesaat. Pada akhirnya, nanti kalau sudah sampai saatnya, situasi akan kembali normal seperti sediakala. Kita tidak perlu ikut hanyut apalagi sampai terombang-ambing dalam situasi yang hampir mendekati "geger" ini, adinda Dipo." tambah Pangeran Sepuh Armanda.

"Namun apakah kanda Pangeran Sepuh Armanda tidak melihat kenyataan bahwa " geger" tagar sudah dimulai. Saling sindir dan ungkapan nyinyir sudah mirip dengan pelemparan sampah di TPA. 

Bahkan ada yang sudah menganggap tagar sebagai pagar. Ceramah dianggap virus, sesuatu yang dapat berdampak epidemi sehingga dengan segala cara harus dihindari. Bukan itu saja, para petinggi pun sampai ikut bernyanyi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun