Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Musim Kedua, Mou di MU Masuk "The Big Four"

23 Mei 2018   11:34 Diperbarui: 23 Mei 2018   11:50 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: manchestereveningnews.co.uk

Musim ke dua Mou di MU: Masuk "The Big Four"

Harus diakui bahwa musim ke dua Mou, merupakan salah satu magnit besar dari "The Special One", salah satu julukan Mou sebagai manajer. Mou meraih sukses pada musim ke dua, di beberapa klub sepakbola di berbagai negara, yang memilih Mou sebagai manager. 

Mou bukan saja meraih sukses pada musim ke dua di klub yang ditanganinya, tetapi Mou juga sukses membuat heboh kalangan sepakbola. Komentar-komentar Mou yang cenderung panas, terkadang membuat gerah pihak lawan. Namun harus diakui, bahwa sebagai manager, Mou sudah membuktikan dapat membawa klub yang ditanganinya sukses. 

Beberapa klub besar dari berbagai negara pernah memberikan kepercayaan kepada Mou untuk menjadi manager dan pasa musim ke dua, klub klub tersebut sukses. Sebut saja Porto di Portugal, bahkan tidak hanya di Liga tetapi juga sukses menjadi Juara Liga Champions. Begitu juga dengan Inter di Italia, di samping dapat meraih Juara Liga Italia, juga sukses meraih juara Liga Champions. Chelsea dan Madrid juga pernah meraih sukses di masing masing Liga, pada saat Mou menjadi manager. Hal tersebut pada umumnya terjadi pada musim ke dua Mou. 

Barangkali MU tertarik pada pola musim ke dua Mou. Namun berbeda dengan klub klub lain yang sukses pada musim ke dua Mou, dengan meraih prestasi tertinggi di Liga masing-masing negaranya, MU pada musim ke dua Mou tidak berhasil menjadi Juara Liga Primer Inggris. Padahal pada awal awal musim MU sudah memiliki start yang bagus. MU berhasil sukses di laga non gelar di benua Amerika dengan mengalahkan klub klub besar seperti City dan Madrid. Walauoun agak kesleo di Piala Super Eropa, sebagai Juara Liga Eropa harus mengakui keunggulan Madrid yang Juara Liga Champions, namun MU tampil impresif di awal awal musim. 

Dalam perjalanannya pada musim ke dua Mou di MU, MU tampaknya kurang konsisten. Terkadang para penyerang MU menjadi mesin gol, namun terkadang MU bermain sangat defensif, bahkan cenderung menggunakan pola parkir bus. Secara pragmatis tidak ada yang salah dengan taktik yang dijalankan Mou untuk MU, karena melawan klub mana pun, kalau menang mendapat poin 3, kalau seri mendapat poin 1 dan kalau kalau tidak mendapat poin sama sekali. 

Jadi jika MU hanya bermain seri dengan klub klub "The Big Four" seperti Liverpool sebetulnya tidak ada masalah, toh masih bisa menang dengan klub klub lainnya. Namun ternyata banyak pihak menganggap pola parkir bus MU merupakan pilihan yang kurang bagus, bahkan ada yang berpikir konyol. Para penyerang MU seolah olah terkadang menjadi kesulitan membuat gol ke gawang lawan. 

MU sering tidak konsisten pasa  beberapa laga. Kekalahan MU terhadap Sevilla sangat terasa, akibat tidak konsistennya MU. Tidak konsistennya MU pada laga lawan Sevilla, mengkandaskan peluang MU di Liga Champions. MU juga sedang tidak konsisten, ketika harus kalah dari WBA, sehingga City dipastilan Juara Liga Primer Inggris, setelah laga itu. Bukan itu saja, pada kesempatan terakhir untuk dapat meraih gelar, dalam laga Piala FA, MU kalah dari Chelsea. 

MU memang belum bersinar terang pada periode ke dua Mou, namun masih lumayan, karena MU finis di posisi ke dua BPL. Itu berarti MU sudah kembali masuk ke jabatan "The Big Four" lagi. Sementara nasib yang beruntung justru menimpa Chelsea dan Arsenal. Arsenal harus kembali bertarung di Liga Eropa. Chelsea pun harus terpalsa gigit jari, karena tidak dapat mengikuti kompetisi prestius di Eropa, Liga Champions. 

Sekalipun harapan besar MU terhadap periode ke dua Mou gagal untuk menjuarai BPL, namun peluang untuk bersaing lagi di periode ke tiga Mou di MU masih terbuka. Hal tersebut karena posisi posisi manajer klub klub yang mampu memberikan penghasilan selangit sudah diisi, misal PSG yang pernah dihubungkan dengan Mou sudah memutuskan Tuchel. Sementara Arsenal jelas bukan lirikan mata Mou. Mengingat melihat bayangan Enrique saja, Arsenal sudah minggir. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun