Pada saat dunia berdecak kagum dengan prestasi Pep membawa City menghempaskan Hotspur, Zidane kembali membawa Madrid ke langit. Zidane berhasil mengantarkan Madrid menjuarai Piala Dunia Antar Klub. Madrid dengan Zidane sebagai manajer sudah 2 kali secara beruntun memenangkan Juara Piala Dunia Antar Klub.Â
Zidane hanya dapat mencapai prestasi langka itu, karena Zidane berhasil membawa Madrid menjadi Juara Liga Champions dua kali berturut. Prestasi luar biasa yang membuat Zidane dimasukkan sebagai Manajer Kelas Dunia, hanya dalam waktu kurang dari empat musim. Â Namun prestasi Zidane dianggap sepi oleh Valverde.Â
Ya. Valverde belum ada semusim menangani Barca. Memang dengan manajer baru Valverde Barca dapat bangkit dari keterpurukan. Barca bahkan masih mempesona baik di La Liga maupun Liga Champions. Sementara Madrid musim ini tampil tidak konsisten. Mungkin hal tersebut yang membuat Valverde menyindir Madrid pada saat Madrid menjadi Juara Piala Dunia Antar Klub.
Valverde perlu menyerang mental punggawa Madrid dengan sindirinnya itu, sekaligus mengingatkan Madrid, bahwa Madrid akan menghadapi laga berat El Classico melawan Barca di Nou Camp. Madrid akan berhadapan dengan Barca yang beda dengan Barca di Piala Super Spanyol. Rakitic salah satu pemain sudah sesumbar dan bahkan yakin kali ini Barca akan dapat menghabisi Madrid.
Sebetulnya walaupun tahun lalu Barca juga tidak memberikan guard of honor pada laga El Classico, namun sebagai Juara Dunia Madrid pernah mendapatkannya dari Valencia, begitu juga Barca dari Real Betis. Kutipan berikut dapat untuk memberikan gambaran guard of honor.
Guard of honour biasanya dilakukan sebelum laga, dengan pemain dari satu tim berbaris di lapangan untuk menyambut tim juara yang memasuki arena. Pelaksanaan guard of honour terkait dengan gelar Piala Dunia ini belum jelas aturannya di La Liga. Musim lalu, Barcelona juga tak memberi penghormatan saat berlaga di El Clasico sepekan setelah Real Madrid juara Piala Dunia. Tapi, pada 2015, Valencia melakukannya untuk Real Madrid dan Real Betis melakukannya semusim kemudian pada Barcelona.
Kalau  Zidane  bagaikan terjun payung dari langit Piala Dunia Antar Klub ke laga El Classico di Nou Camp: kembangkah payungnya ?
Memang Madrid tidak tampil konsisten pasa musim ini. Namun Madrid memang sering membuat kejutan. Pada saat laga di Amerika, Madrid tampil dengan perfoma buruk. Sementara MU tampil impresif. Namun begitu Madrid melawan MU di laga Piala Super Eropa, Madrid berhasil mengalahkan MU. Habis memenangkan Juara Piala Dunia Antar Klub, Madrid ingin rileks dulu, baru fokus El Classico. Panteslah Valverde sindir Piala Dunia Antar Klub itu kejuaraan nggak penting.Â