Gonjang ganjing Golkar akhirnya merembet ke DPR. Bagaimana tidak Lembaga Tinggi negara yang menjadi bernaungnya wakil wakil rakyat itu terseret dalam penentuan Ketua DPR karena masih berkecamuknya kondisi internal Golkar sejak SN ditahan. Sebetulnya DPR tidak akan mengalami situasi rumit kalau tidak ada surat surat dari SN.Â
SN bukan hanya mampu menahan dinamika Golkar dari desakan Munaslub, tetapi bahkan membuat kalangan DPR ribet. Ketika desakan Munaslub muncul begitu SN ditahan, Rapat Pleno DPP Golkar untuk segera mengganti SN melalui Munaslub ditunda dengan adanya penunjukan IM sebagai Plt Ketua Golkar oleh SN.Â
Untuk sesaat desakan Munaslub harus surut sejenak karena penunjukan IM sebagai Plt Ketua Golkar disepakati oleh Rapat Pleno DPP Partai Golkar. Kesepakatan pada Rapat Pleno sesungguhnya untuk menghindari perbedaan dari berbagai kelompok yang ingin mengganti SN pada Munaslub. Penunjukan IM sebagai Plt oleh SN seolah menjadi jalan tengah Rapat Pleno DPP Partai Golkar. Â Wah Golkar ini kok kayak instansi saja pakai Plt segala.Â
Namun gelombang Munaslub sepertinya tak lagi terbendung. DPD I partai Golkar merangsek dan bersafari untuk mendorong pelaksanaan Munaslub. Darah Biru Golkar pun diusung untuk menjadi Ketua Golkar pada Munaslub. Tidak dapat dipungkiri kekhawatiran terhadap dinamika pragmatisme Sumantri Pengusaha akan kembali terjadi pada pelaksanaan Munaslub Golkar. Kesadaran itu muncul dari DPD I partai Golkar.Â
Keinginan untuk ke luar dari jeratan dinamika pragmatisme yang condong ke arah pola transaksional mulai disuarakan dari daerah. Namun perlu power yang luar biasa untuk dapat memutus dinamika pragmatisme tersebut. Safari dari DPD I perlu dilihat dari perspektif tersebut. Memang menjadi aneh kalau Beringin Golkar yang menonjol sebagai tempat berlindung justru mencari pelindung. Hal itu terjadi karena dinamika pragmatisme sudah berurat berakar di Golkar, bahkan bisa jadi merupakan salah satu faktor Golkar masih menjadi partai seksi di era reformasi.
Belum selesai gelombang Munaslub mencari format ideal untuk mengganti SN, SN kembali melancarkan jurus jurus dari posisi terjepit. SN mengirim surat ke DPR untuk menunjuk Azis sebagai Ketua DPR. Kalau penunjukan IM sebagai Plt masih ampuh dan diamini Rapat Pleno DPP partai Golkar karena itu intern Golkar, yang akhirnya memunculkan gelombang desakan Munaslub dari DPD I partai Golkar yang menganggap mempunyai hak suara dalam menentukan dilaksanakannya Munaslub partai Golkar, bagaimana dengan surat SN untuk penunjukan Aziz sebagai Ketua Golkar ?
Sudahlah partai Golkar ini sekarang mempunyai Plt Ketua Partai yang biasanya hanya dikenal di instansi, sekarang ada surat pula kepada DPR untuk penunjukan Ketua DPR dari SN sebagai Ketua Golkar. Â Sungguh itu suatu rancu politik yang jauh dari common sense. Sebaiknya DPR tidak ikut terseret gonjang ganjing di internal Golkar. Namun mari kita tunggu bagaimana DPR menyikapi kondisi rumit itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H