Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Conte Jadi Sasaran Mou?

10 November 2017   09:52 Diperbarui: 10 November 2017   10:56 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.indosport.com/sepakbola/20171105/chelsea-vs-manchester-united-perang-mulut-conte-vs-mourinho

Mengapa Conte Jadi Sasaran Mou ?

Mou sering menggunakan psy war terhadap tim lawan. Gaya Mou tersebut bahkan menjadikan liga tempat Mou berlabuh menjadi seru. Tidak hanya di BPL, baik di Liga Itali,  juga di Madrid, Mou sering menggunakan psywar untuk meramaikan suasana. Kalangan sepakbola Itali bahkan pernah merasa risih dengan gaya Mou tersebut. Pep Guardiola merasakan perihnya tusukan-tusukan psywar Mou. Sulit dibuktikan bahwa mundurnya Pep dari Barca untuk jangka waktu yang relatif lama sebelum kemudian memutuskan untuk melatih Bayern, karena Mou. Tapi boleh dikatakan Madrid pada masa Mou masih sempat menjuarai La Liga dan memnggoyahkan dominasi Barca.

Tidak dapat diketahui, sebab yang pasti ketika begitu Pep memilih Bayern, lalu tiba-tiba Mou memutuskan untuk kembali ke Chelsea. Saat Pep awa-awal menjadi manajer Bayern, Bayern baru saja memenangkan Liga Champions. Pada saat yang sama Chelsea yang kemudian ditangani Mou, baru saja memenangkan Liga Eurpa. Dus, ke dua manajer, Pep dengan Bayern dan Mou dengan Chelsea akan berhadap-hadapan untuk memperebutkan Piala Super.

Tidak pelak lagi dua manajer hebat dengan strategi berbeda akan saling berhadapan di piala Super. Mou dengan strategi pragmatis dan Pep dengan strategi menyerang. Pertarungan yang sungguh mendebarkan. Sampai di babak pertama seyum Mou masih berkembang. Namun di akhir babak ke dua Pep lebih optimis. Pertandingan harus dilanjutkan dengan babak tambahan dan Pep membawa Bayern memenangi laga Piala Super.   

Sejak musim lalu, Mou dan Pep sudah sama-sama berlabuh di BPL. Mou menangani MU dan Pep menangani City. Harapan besar Pep dapat membawa City sukses di BPL ternyata kandas di musim pertama. Conte yang selalu aktif di pinggir lapangan melaju di BPL tidak terbendung. Dua kali Hotspur hanya mampu menerobos The BIg Four. 

Pada musim lalu Hotspur mendapat posisi ke dua, naik satu tingkat dari musim sebelumnya. Conte seperti halnya Raneiri pada musim sebelumnya menjadi buah bibir. Conte memenangkan Chelsea sebagai juara BPL musim 2016/2017 sedangkan Raneiri membawa LC sebagai juara BPL 2015/2016. Mou dan Pep terpaksa gigit jari di BPL musim 2016/2017. Bahkan ada rumor Pep membantu Mou untuk menahan laju Arsenal dengan hanay bermain seri di laga MU vs City.  Capek sekali nonton laga itu, selama 90 menit tidak ada satu pun gol tercipta.

Pada musim 2017/2018 ini, Mou mulai melakukan psy war terhadap Conte. Mou yang pada awal awal musim mampu menunjukkan permainan impresif MU, sempat pula membawa MU di puncak klasemen. Sementara Conte mulai merasakan gangguan terhadap kinerja Chelsea. Apakah Chelsea juga akan menjadi korban, seperti halnya LC. Memenangkan sebagai Juara BPL tapi kemudian merosot di musim berikutnya. Dalam sepakbola semuanya dapat terjadi. Nasib buruk Raneiri bisa jadi juga akan menimpa Conte.

Namun apakah hal itu yang menyebabkan Mou lalu lebih sering melakukan psy war terhadap Conte ? Di akhir pertandingan Chelsea melawan MU di kandang, Chelsea mampu menang tipis 1-0 atas MU. Tetapi hal itu cukup untuk membungkam psywar Mou.  Mou dengan lapang dada menunggu Conte untuk salaman, namun Conte tidak kunjung datang. Conte dikabarkan bahkan sedang bergembira dengan fans Chelsea. Conte mungkin masih teringat bisikan Mou ketika musim lalu Chelsea membungkam MU 4-0.

Persaingan untuk merebut juara BPL masih sangat terbuka, walaupun Pep pada musim ini terlihat mampu membawa City lebih tangguh dari musim lalu. Mou, Po, Conte bahkan Wenger dan Klopp masih akan berusaha memenangkan laga laga berikutnya, sambil berharap City terpeleset. Namun psywar Mou terhadap Conte mungkin juga masih akan berlanjut. 

Sekali pun kalah dari Chelsea, Mou masih bilang, bagaimana pun MU masih di posisi ke dua. Kita tahu bahwa kemenangan Chelsea atas MU tidak merubah posisi klasemen. Kemenangan Chelsea atas MU bahkan boleh jadi hanya merupakan nafas panjang dari Conte, untuk tetap dapat menjadi manajer Chelsea. Masih menjadi misteri mengapa Mou lebih sering menyerang Conte.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun