Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Musim Kedua Mou: Ketahuan Belangnya?

1 November 2017   00:22 Diperbarui: 1 November 2017   00:32 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bola.kompas.com

Mou sudah masuk musim ke dua menangani MU. Konon keberhasilan tim yang ditangani Mou baru akan nampak di musim ke dua. Jika dilihat periode waktu Mou, maka musim ini MU akan mendapatkan kesuksesan yang sudah beberapa musim hilang sejak Opa Fergie mundur. 

Penampilan impresif MU di ICC Amerika, bekerjanya mesin gol MU di awal awal musim ini di BPL, membuat banyak orang yakin bahwa Mou akan membawa MU me jenjang paling tinggi di BPL. Aksi aksi Lukaku, Rasford, Pogba, Martial dan kawan kawan memang memukau. Mou betul betul sudah dianggap special one yang mampu membawa mimpi MU ke puncak. Lini masa MU di dunia maya selalu dominan. Baru di awal musim, dunia maya sudah menganggap MU tak terkalahkan. 

Ini musim ke dua Mou di MU. Conte sebagai manajer Chelsea pun tanpa disadari ikut terjebak logika keberhasilan musim ke dua Mou. Apakah karena dua musim sebelumnya Juara BPL langsung terjerembab. Chelsea juara BPL dengan manager Mou, langsung merosot sampai Mou dipecat.

Musim lalu menyisakan kisah sedih Ranieri. Ranieri dipecat setelah Licester tampil buruk. Padahal musim sebelumnya secara mengejutkan membawa Liecester juara BPL. Tentu Conte akan berusaha menghindari hal itu. Namun dengan bekerjanya logika musim ke dua Mou, seolah olah Conte mendapatkan pembenaran jika musim ini tidak mampu membawa Chelsea, tampil impresif.

Conte dan banyak yang lainnya seolah melupakan genre Mou. Berhasil di musim ke dua adalah dampak dari strategi Mou. Karena walaupun Mou sudah membuktikan dapat membawa tim yang diasuhnya menjadi juara di Liga Champions, Porto di Portugal dan Inter di Itali. Mou juga mampu membawa tim nya menjuarai Liga Domestik, Madrid juara La Liga, Chelsea di BPL. 

Namun Mou merupakan manajer yang pragmatis. Mou tahu persis bahwa sebuah tim selalu membutuhkan kemenangan. Minimal tentu tidak kalah. Dan Mou tidak segan segan menjalankan permainan pragmatis kepada para pemain pemainnya. CR 7 harus mau bermain di belakang. Begitu juga Lukaku harus bersedia menemani bek, jika diperlukan. 

Bagi Mou ungkapan parkir bus bukan menjadi masalah. Bermain pragmatis itu bukan harus menyerang. Kalau penyerang lawan kuat apa salahnya bertahan, sambil menunggu kesempatan untuk melakukan serangan balik. Kerjasama De Gea, Lukaku dan Martial  yang mampu mengalahkan Hotspur 1-0 bisa menjadi bukti.

Sumber: bola.kompas.com
Sumber: bola.kompas.com
Namun ketika MU melawan  tim kuat seperti Liverpool di laga tandang, pragmatisme Mou, khususnya pola bermain bertahan parkir bus sulit disembunyikan.
Sumber: sport.detik.com
Sumber: sport.detik.com
Ke depan apakah Mou akan tetap impresif dengan pemain pemain Mihktaryan, Lukaku,  Martial, Matic, Phil Jones dan kawan kawan seiring dengan musim ke dua Mou, atau bahkan Mou akan ketahuan belangnya.

Kekeh menggunakan strategi pragmatis, bahkan kalau perlu bermain pola parkir bus yang membuat kehebatan pemain sesuai skillnya hilang mubasir seperti ketika Mou menangani Madrid.

Laga MU melawan Benfica beberapa saat lagi, dapat dijadikan salah satu indikator. Musim ke dua Mou atau ketahuan belangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun