Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Duka Perancis Adalah Duka Atletico

11 Juli 2016   15:33 Diperbarui: 11 Juli 2016   15:39 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perancis baru saja mengalami kekalahan pada laga final di Piala Eropa. Kebetulan lawan Perancis adalah Portugal. Beberapa minggu yang lalu Atletico juga mengalami kekalahan pada laga final di Piala Champions. Kebetulan lawan Atletico adalah Madrid. Lalu apa hubungannya kekalahan Perancis kalau itu disebut duka Perancis dengan kekalahan Atletico, kalau itu disebut duka Atletico ?

Mungkin tidak secara kebetulan ada pemain Atletico yang bermain sebagai punggawa Perancis. Juga mungkin bukan kebetulan kalau ada pemain Madrid yang bermain sebagai punggawa Portugal. 

Bandingkan dengan ketika Klub dari Liga Jerman menguasai laga final di Piala Champions. Menghempaskan klub dari Spanyol, Barca dan Madrid waktu itu. Bayern mengalahkan Barca dan Dortmund menghempasakan Madrid. Ke dua klub Jerman itu merajai Final Liga Champions dengan all Bundesliga final. Beberapa waktu berselang kemudian Jerman menjadi Juara Dunia di Brasil, mengalahkan Argentina yang nota bene dikomandani Messi dari Barca dan beberapa pemain Madrid tentunya. Namun itu dengan jarak waktu yang cukup lama. 

Tetapi ini sungguh mengejutkan, belum sampai dua bulan, pemain pemain Madrid yang menjadi punggawa Portugal, mengkandaskan pemain pemain Atletico yang menjadi punggawa Perancis. 

Apakah mereka juga mempertontonkan pola laga yang sama ? Para ahlilah yang dapat menggambarkan semua itu. Bagaimana Portugal yang bahkan disebut sebagai underdog mampu menjungkir balikkan logika. Tidak ada intelegensia di sepakbola. Sepakbola itu seni memainkan bola. Bola itu bundar. Hanya semangat tinggi dan mungkin juga keberuntungan yang mampu lolos dari derita kekalahan.

Jauh jauh hari pada Liga Champions, siapa yang dikalahkan Atletico ? Barca, Bayern, pentolan pentolan sepakbola menyerang itu, satu demi satu tunduk dengan strategi pragmatis dinamisnya Simeone. Sehingga Madrid yang pernah dikalahkan oleh Atletico diragukan untuk dapat memenangkan laga final Liga Champions. Apalagi Zidane sebagai manajer Madrid belum genap satu semester, sementara Simeone sudah lebih dari 3 tahun menangani Atletico. 

Hal yang mirip dimiliki Perancis pada saat masuk laga final Piala Eropa 2016 tadi malam menjelang pagi. Italia yang mampu mempecundangi Spanyol sebagai jagoan Tiki Taka, ternyata terhempas oleh Jerman. Selanjutnya Jerman yang begitu perkasa dengan sepakbola dinamis, ternyata dapat dikandaskan Perancis. Lengkap sudah motivasi Perancis untuk menatap Laga Final Piala Eropa dengan gemilang. Seperti halnya Atletico, pada laga final piala Champions. Hampir semua tim tangguh sudah berguguran. Bedanya, pada liga Champions, tim tim tangguh seperti Barca dan Bayern, langsung dikalahkan oleh Atletico. Pada laga Piala Eropa, tim tim tangguh berguguran karena kalah oleh tim tangguh lainnya. 

Namun secara prinsip dapat ditarik kesimpulan sederhana, euforia kemenangan pada pertandingan pertandingan sebelumnya, justru menjadi jebakan bagi para pemain pada laga berikutnya. Celakanya hal itu terjadi pada pemain Perancis pada saat laga final melawan Portugal. 

Pelatih Portugal yang sempat sewot karena sepertinya dipandang hanya sebelah mata oleh kebanyakan orang, sampai muncul wawancara panas, kurang lebih seperti final yang tidak pantas, mengatakan bahwa adalah fakta bahwa Portugal sudah sampai final, dan itu bukan suatu hal yang mudah. Hal itu wajar, karena Italia, Jerman ternyata tidak dapat masuk final. Portugal bisa masuk final. Lihatlah itu. 

Dan kita tahu hasilnya. Portugal memenangkan laga final piala Eropa 2016. Perancis tentu saja berduka. Bukan saja sebagai tuan rumah, namun memang juara piala eropa itu sungguh sudah berada di depan mata. Perancis memiliki Griesman, yang menjadi top skore, piala Eropa. Perancis mempunyai punggawa Juventus dan Atletico Madrid. Perancis mampu menusuk Portugal lebih banyak. Namun Portugal yang menang. Kontan Perancis berduka. Duka Perancis mirip dengan duka Atletico. Bagaimana pandangan anda ? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun