Ki Koh Agil mengangguk-angguk sambil menunjuk-nunjuk PendekarZontor, seolah mengingatkan kembali ulah Pendekar Zontor yang membuang Adhieyasa Adhieyasa dari piring terbang. Tentu saja melihat hal itu Pendekar Zontor menjadi uring-uringan.
"Difangir itu teman baikku Adhieyasa Adhieyasa, dan kau memang anak kandung Ki Difangir. Ki Koh Agil yang memintaku membawamu ke langit di atas Tanah Perdikan Malembang di tepian Kali Gajah Wong, Tapi itu Ki Koh Agiel itu aneh, jalan piring terbangnya naik turun miring kiri miring kanan dan kerjanya suruh suruh orang lain saja. Aku jengkel lalu kulepaskan dirimu dariudara."
"Namun rupanya takdirmu telah ditentukan untuk berjumpa dengan Ki Ageng Batman dan mbak 00 weibe. Jadi Ki Difangir itu memang ayah kandungmu. Sedang ibumu adalah Putri Biyan, putri Raja Armanda, Raja Kerajaan Matraman Raya. Segeralah berlutut kepada ibumu Adhieyasa Adhieyasa sebelum semuanya terlambat"
"Bapak"
"Betul. Adhieyasa"
"Bunda Biyan. Terimalah hormat anakmu. Adhieyasa Adhieyasa."
Putri Biyan turun dari Perahu Surya diikuti oleh Ki Ageng Batman, mBak 00 weibe, Miss Kiara. Begitu juga Ki Koh Agil yang diikutiPendekar Zontor:
"Tumben zontoranmu berisi hari ini", bisik Ki Koh Agil kepada Pendekar Zontor. Namun sebelum keributan kembali terjadi antara Ki Koh Agil dengan Pendekar Zontor kembali terjadi, Ki Ageng Batman menepuk nepuk punggung Pendekar Zontor. Â Â Â
Namun belum sempat semuanya sadar dengan situasi dan kondisi yang terjadi, tiba-tiba Putri Ming berteriak:
"Baik. Dulu kalian bukan main membela Ki Difangir. Sekarang kalian sia sia kan Difangir. Sampai sampai Difangir harus lari dari Istana Matraman Raya. Aku Permaisuri Ming tidak akan menerima kenyataan ini seumur hidupku. Aku akan membalas dendam kepada kalian semua. Tunggu saat itu tiba. Akan kubuat kalian semua saling bermusuhan bahkan sampai ke anak cucu tak berkesudahan. Ingat ingat sumpahku ini. Ayo Baginda, kita tinggalkan tempat ini"
Ki Difangir dengan tertatih tatih mengendong Putri Ming segera meninggalkan tempat itu. Â Â Â Â