"Paduka masih akan membayangkan Putri Ming saat melawat ke Jepang ?"
"Ya"
"Paduka ...."
Selimut kerajaan yang sudah hampir menyentuh lantai di peraduan istana Kerajaan Matraman Raya itu pun terjatuh.
+++++++++++++
Miss Tami Zen nampak tersenyum bangga, menerima Ki Difangir. Keberhasilan Miss Tami Zen kembali dapat membuat Ki Difangir melawat ke Jepang, membuat group yang memberikan kepercayaan kepada Miss Tami Zen untuk berunding dengan Ki Difangir menambah take home pay Miss Tami Zen menjadi dua kali lipat. Besar harapan group terhadap Miss Tami Zen, untuk berhasil membujuk Ki Difangir mau mengimpor barang-barang produksi mereka ke Kerajaan Matraman Raya. Miss Tami Zen bahkan diberikan kekuasaan penuh untuk berunding atas nama group. Suatu hal yang jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Jepang. Pada umumnya,negosiasi perusahaan di Jepang berlangsung secara bertahap, teliti dan rapi, tidak boleh ada yang terlewatkan satu tahapan pun, termasuk persetujuan dari manajer lapis bawah. Dari segala lini. Namun setelah persetujuan di tingkat manajer yang paling tinggi ke luar, tentu berdasarkan analisa dan persetujuan berjenjang tersebut, maka pencairan apakah itu dana atau pun produk serta jasa lainnya, akan lancar. Tidak ada lagi hambatan, semuanya akan berlangsung mulus.Â
Miss Tami Zen bukan saja mendapatkan privilege mengenai semakin pendeknya rentang keputusan manajemen, juga sudah diputuskan untuk menjadi duta pihak group Jepang ke Kerajaan Matraman Raya. Dus Miss Tami Zen yang sebetulnya asli Bojonegoro itu, sambil bekerja membantu Ki Difangir menjadi penasehat ekonomi khusus untuk penawaran produk dan jubir mengenai rencana investasi group terhadap pembangunan infrastruktur di Kerajaan Matraman Raya, juga memberikan kesempatan Miss Tami Zen untuk mudik, alias pulang kampung.Â
Sementara Ki Difangir setelah mengetahui produk yang ditawarkan Miss Tami Zen dan percaya terhadap nego yang ditawarkan Miss Tami Zen mewakili group investor Jepang itu, memang buru-buru ingin pulang ke tanah air. Ki Difangir sepertinya tidak betah di Jepang. Itulah yang sebetulnya menjadikan Miss Tami Zen penasaran. Apa masalahnya kok Ki Difangir seperti merasa jengah dalam lawatannya ke Jepang.
"Paduka Raja Difangir. Apakah pelayanan Miss Tami Zen kurang prima dalam memberikan informasi tentang produk-produk yang ditawarkan oleh group ?", tanya Miss Tami Zen penasaran.
"Tidak"
"Paduka Raja Difangir, apakah Paduka Raja Difangir tidak yakin dengan negosiasi mengenai rencana investasi infrastruktur dari group kami", desah Miss Tami Zen.