Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Undangan Investor Jepang untuk Ki Difangir

28 Mei 2016   06:01 Diperbarui: 28 Mei 2016   07:10 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blusukan, ya Ki Difangir memutuskan untuk blusukan. tetapi Ki Difangir memandang blusukan sebagai bagain dari monitoring evaluasi bukan sebagai program. Ki Difangir ingin tahu kondisi masyarakat yang sesunguhnya langsung dari lapangan. Ki Difangir tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan dirinya dalam melakukan blusukan, bahkan tanpa memberitahu apalagi mengajak Panglima Sarpras maupun Panglima SuperA. Apalagi tentara kerajaan Matraman Raya. Ki Difangir pede aja lagi. Bukankah Ki Difangir punya ajian angin sakti.

"Hey, kamu ke sini", perintahnya kepada salah satu pengawal kerajaan.

Si pengawal kerajaan segera bergegas, seperti berlari, menuju ke tempat Ki Difangir berdiri.

"Hamba menungu titah Paduka."

"Tidak ada titah titahan. Kamu punya smartphone nggak ?"

"Ampun Paduka Ampun."

"Ampun ampun. Kamu punya smartphone enggak ?"

"Ampun punya, Paduka. Ampun masih kredit Paduka."

"Sini, kupinjam dulu. HP androidmu kan pinjam juga belinya." Ki Difangir tersenyum geli, menahan tawa.

"Namamu siapa pengawal ?", sejenak Ki Difangir ingat sesuatu.

"Ampun, Karimi Paduka."

"Pernah pesan taksi go-jek pakai hp ini"

"Am .. pun .. pernah ... Paduka. Ampun Karimi pernah Paduka."

"Baik, terima kasih. HPnya kupinjam dulu. Kirim rekening pembayaran kreditnya ke bendahara kerajaan."

"Ampun. Paduka. Ampun. Karimi siap Paduka."

Ki Difangir pun blusukanlah dengan taksi gojek dari hp Karimi. Dilihatnya kesibukan masyarakat di Ibukota memang luar biasa. Hampir di semua lini, arus mobil sangat besar, dan macet di beberapa titik. Tiba-tiba pandangan Ki Difangir terpaut pada sosok seorang Putri di sebuah Halte. Masya Allah, ada rakyat kerajaan Matraman Raya yang seperti itu.

"Pak Sopir, bisa menepi sebentar."

Begitu sampai di tepi, Ki Difangir memperhatikan putri tadi, sepertinya Ki Difangir pernah melihat putri itu, tapi Ki Difangir agak pusing karenanya. Di mana pernah melihat putri itu ya ?

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan putri itu. Dari dalam mobil terdengar suara:

"Putri Raisani, ayolah cepat masuk."

Ki Difangir hanya mendengar sepintas, dan Ki Difangir terkejut ketika kaca pintu mobi bagian belakangnya sedikit terbuka, nampak wajah Permasisuri Mingset muncul. Namun hanya sepintas. Mobil itu kemudian berjalan begitu cepat. Sebetulnya Ki Difangir bisa saja mengeluarkan ajian angin sepoi-sepoi untuk membuat pengendara mobil tadi merasa mengantuk. Supaya pengendara mobil tadi menghentikan mobilnya sejenak. Tetapi itu akan sangat berbahaya bagi pengendara mobil plat D 2103 PM itu,  dan mobil mobil di kawasan itu. Karena ajian angin sepoi-sepoi kalau diterapkan pada posisi dari kejauhan harus dalam satu kawasan. Berbeda halnya kalau hanya berhadap-hadapan, kekuatannya tidak perlu full pun sudah dapat menidurkan orang, paling tidak membuat orang yang terkena ajian angin sepoi-sepoi mengantuk, sampai tidak sadarkan diri.

Akhirnya Ki Difangir memutuskan untuk pulang ke Istana.   

Sampai di Istana Ki Difangir baru teringat, bahwa banyak surat-surat yang harus ditandatangani.

Untuk sejenak Ki Difangir berhenti menandatangani suatu surat tertentu, kalau tidak salah kemarin ada surat yang sempat membuat dunia maya geger, karena isi surat tersebut ternyata menguntungkan pihak tertentu. Ki Difangir tidak habis pikir, bagaimana surat yang sepenting itu, kok tidak disampaikan infromasinya secara jelas, kalau perlu menghadap, atau memberikan nota dengan notifikasi khusus, seperti halnya inobx yang menyala, sehingga menjadikan perhatian khusus bagi Ki Difangir. Ini tidak, surat penting berdampak positif atau negatif bagi masyarakat sama saja. Menggunung. Kapan lagi Ki Difangir harus memeriksa.

Tapi surat yang satu ini, sepertinya menarik perhatian Ki Difangir:

"Disampaikan kepada paduka Ki Difangir Raja Kerajaan Matraman Raya, bahwa dalam rangka mengatasi gejala eforia anak muda terhadap pergaulan bebas yang sangat berbahaya yang terjadi pada kerajaan Matraman Raya, yang Paduka pimpin, dan sudah menggurita menjadi pemyakit masyarakat kelas atas bukan saja bagi para eksekutif muda tetapi juga yang sudah menjadi taipan, maka kami bermaksud untuk mengundang Paduka ke negeri kami, Jepang, untuk dapat kiranya Paduka mengetahui program kami dalam mengatasi eforia pergaulan bebas tersebut yang dikhawatirkan akan dapat menjadi kemelut di kerajaan Paduka, Kerajaan Matraman Raya."

Boleh juga nih surat mengundang gue ke Jepang. dari pada ngurusin surat terus sampai menggunung di kerajaan, bagus gue ke Jepang, untuk melihat produk yang ditawarkan.

"Tidak lupa kami sampaikan, bahwa jika Paduka bersedia melihat dan memebrikan ijin impor produk-produk kami. Kami akan mendorong investor investor yang termasuk ke dalam group kami, untuk berinvestasi pada pembangunan infrastruktur yang Paduka harapkan dapat segera terwujud di Kerajaan Matraman Raya, setelah mengalami kemunduran karena banyak dana habis untuk keperluan perang antara Kerajaan Matraman Raya dengan wilayah Depokir, yang dahulu pernah Paduka pimpin."

Wuaduh, ini namanya pucuk diulam cinta tiba.

Manusia berusaha Tuhan yang menentukan. Insya Allah, begitu tekad Ki Difangir bulat. 

Dinda Putri Biyankun Ming harus kuberitahu tentang hal ini. Jepang negeri yang petanya di atas, dan terkenal masakan ulam segarnya, mengundang Raja Kerajaan Matraman Raya untuk berkunjung ke sana. Wah sungguh menumbuhkan suatu perasaan cinta yang datang tiba-tiba.

"Dinda Putri Biyankun Ming. Dinda Putri Biyankun Ming .... ke sini lah dinda", rasa tak sabar Ki Difangir ingin memberitahukan kabar baik ini kepada istrinya Putri Biyankun Ming, sambil berteriak-teriak memanggil, karena dilihatnya ruangan tamu kok kosong.

Sudahlah tidak ada pelayan kerajaan yang menyambut, Putri Biyankun Ming dipanggil tidak juga menyahut. Ki Difangir masuk ke kamar peraduan kosong juga, akhirnya Ki Difangir sampai melongok ke kamar mandi dalam, karena  terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi tranparan.

"Kanda, tunggu dulu. Biar Dinda selesai bersih bersih. Kanda kok cepat sekali pulang", terdengar suara Putri Biyankun Ming dari dalam dalam kamar mandi.

"Kanda tunggu!"

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Sementara di Tanah Perdikan Malembang Slamet Raharjo Jati mengutarakan maksudnya kepada ki Ageng Batman, bahwa Slamet Raharjo jati ingin menciba berusaha untuk meniti karier, mengembangkan bakatnya ke ibukota. Menurut Slamet, ilmu yang ditimbanya di tanah Perdikan Malembang dari Ki Ageng Batman telah dirasa mumpuni. Namun yang dikhawatirkan Slamet raharjo jati justru bukan ijin boleh tidaknya Slamet menuju ibukota oleh Ki Ageng Batman.Tetapi adalah kalau nanti Adhieyasa Adhieyasa memaksa Slamet untuk ikut. Slamet tahu persis bahwa peran Adhieyasa Adhieyasa di tanah Perdikan Malembang sangat besar. Karena Adhieyasa Adhieyasa sudah banyak membantu Ki Ageng Batman membesarkan usahanya, khususnya dalam mengamankan jalur jalur pemasaran yang sudah merambah hampir ke seluruh pasar rakyat di Kota Jogja.

"Mohon ampun beribu ampun Ki Ageng.  Slamet tidak sanggup kalau harus menolak permintaan Adhieyasa Adhieyasa, karena Slamet tahu persis tenaga dan pikiran Adhieyasa Adhieyasa sangat dibutuhkan oleh Ki Ageng saat ini"

"Mudah mudahan hal itu tidak terjadi Slamet. Karena akhir akhir ini, kuperhatikan Adhieyasa Adhieyasa sering tidak langsung pulang ke tanah Perdikan Malembang kalau sudah selesai melakukan tugas, " tegas Ki Ageng Batman meyakinkan Slamet, untuk tidak perlu mengkahwatirkan desakan Adhieyasa Adhieyasa.

"Memang ke mana Adhieyasa Adhieyasa kalau sudah selesai melakukan tugas, Ki Ageng ?", penasaran Slamet

"Aapakah Adhieyasa Adhieyasa melatih kekuatan setrum 35000 megawattnya ?"

"Bukan"

"Jadi ke mana Ki Ageng", makin penasaran Slamet dengan jawaban pendek Ki Ageng Batman.

"Main ke rumah mBak Laura"

Edisi Ontran Ontran di Kerajaan Matraman Raya

episode 1: http://fiksiana.kompasiana.com/masjokomu/galau-permaisuri-mingset-awal-bencana-kerajaan-matraman-raya_573488b26423bd8c14daa09f

episode 2: http://fiksiana.kompasiana.com/masjokomu/putri-raisani-menuju-kota-raja_573b32a5b77a616b093724a6

episode 3: http://fiksiana.kompasiana.com/masjokomu/aksi-mbak-laura-membuat-adhieyasa-adhieyasa-tergagap_574745ce387b6156048b45d1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun