[caption caption="Postingan tentang pak JokoWi "][/caption]
Bisa jadi postingan saya tentang Pak Jokowi untuk memilih Damarwulan, Ken Arok atau Untung Suropati merupakan postingan saya yang mencapai jumlah hits paling banyak. Jumlah hits pada postingan itu mencapai 1.476. Bagi Kompasianer lain jumlah hits sebesar itu, bukan suatu jumlah yang sulit dicapai. Namun bagi saya, tidaklah demikian. Terbukti postingan saya, setelah itu jarang yang mencapai lebih dari seribu atau bahkan mendekati jumlah itu. Di samping postingan saya, memang sepi pembaca, pilihan tema postingan juga bukan suatu hal yang menarik. Namun saya tetap mencoba memposting, apa yang saya pikir bisa diposting. Insya Allah usaha saya lama akan dihargai juga oleh pembaca. Tentu saja harapan tersebut harus tetap menjadikan motivasi semangat yang tinggi, tidak mudah putus asa dan terus berusaha mau belajar.
Setelah proyek pembuatan Buku Pertama yang akhirnya saya beri judul: Balada Ki Difangir: Aksi Calon Independen. Saya mencoba menelusuri postingan-postingan lama saya. Khususnya postingan mengenai Pak JokoWi. Meskipun akhir akhir ini, di Kompasiana yang sedang laris manis adalah postingan Ahok, tetapi saya justru ingin melihat kembali postingan pak JokoWi. Hal tersebut sekaligus ingin mencoba tesa mengenai apakah keriuhan Ahok dapat mempengaruhi pesona Pak JokoWi. Ataukah memang pak JokoWi tidak mempermasalahkan gencarnya pemberitaan mengenai Ahok. Atau justru Pak JokoWi memantau dan menggerakkan mesinnya untuk mencoba mendorong kepemimpinan yang lebih independen.
Tentu saja pertanyaan tersebut tidak mudah dijawab. Satu hal yang pasti adalah saya mencoba menemukan puzzle adanya sesuatu yang hilang dari mundurnya Ridwan Kamil dari pusaran DKI-1:
Kemudian saya mencoba melihat kembali pola pola kepimpina jawa, baik tentang bagaimana pemimpin yang baik itu harus mampu menunjujkkan sifat Berbudi Bowo Leksono. Bukan Adigang Adigung Adiguno.Â
[caption caption="Postingan Kepemimpinan Jawa"]
Termasuk tentu saja saya sempat ingin melihat bagaimana kita pada saat sedang panas-panasnya RJ Lino menjabat, namun terdera kasus. Saya ingin melihat bagaimana orang membaca gerak RJ Lino, apakah RJ Lino itu dapat dikategorikan sebagai Karna atau Sumantri. Beberapa postingan saya mengenai hal itu, saya ikutkan dalam rancangan naskah Buku Pak JokoWi dari Damarwulan ke Ken Arok atau Untung Suropati.
Tidak lupa saya juga ingin menggambarkan bagaimana sebelum Pilpres Mega mendapat Karpet Merah dari kalangan usahawan, begitu sudah memutuskan bahwa Pak JokoWi menjadi Capres dari PDIP.Â
[caption caption="Karpet Merah untuk bu Mega"]
Beberapa postingan mengenai kerjasama Pak JokoWi dengan Pak Aher untuk mengatasi banjir juga sempat saya jadikan bahan untuk menyusun buku tersebut. Tapi huaduh. Bukan main susahnya menelusuri postingan postingan lama pada akun kita dengan Kompasiana Baru ini. Walaupun semua tinggal klik dan kalau lancar semua akan ke luar. Kalau pada Kompasiana versi lama, kita dapat memilih satu demi satu bahkan dapat melompat ke postingan jauh ke belakang secara langsung. Tidak untuk Kompasiana Baru. Semua harus diklik dari Awal dan terus mengulang lagi untuk mencari postingan lainnya. Duh sampai mules nih perut. Walaupun Alhamdulillah akhirnya terkumpullah semua postingan yang merupakan bahan untuk penyusunan buku itu.