Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Atletico, Menggunakan Taktik dan Strategi Madrid Saat Meraih La Decima

12 Mei 2016   13:02 Diperbarui: 13 Mei 2016   19:55 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atletico menjalankan taktik Madrid, waktu mau merebut La Decima. Tidak pelak lagi, Juara Piala Champions musim ini sudah menjadi harga mati bagi Atletico. Ateltico akan bertemu Madrid di Final Liga Champions minggu depan. Tetapi taktik dan strategi sudah disusun rapi Atletico untuk meraih juara Liga Champions musim ini, sejak minggu lalu. Padahal di atas kertas maupun sejarah, potensi Atletico untuk merebut piala Champions musim ini lebih besar dari pada Madrid. 

Tanpa basa basi Atletico di Liga Champions telah menumbangkan Barca dan Bayern yang tadinya dianggap sebagai calon kuat untuk merengkuh gelar Juara Liga Champions musim ini. Setelah mengalahkan ke dua tim tangguh tersebut, dus Atletico menjadi tim terkuat saat ini di kancah Eropa. Apalagi lawan Atletico, yaitu Madrid pernah tumbang di La Liga. 

Namun Atletico menyadari bahwa semuanya bisa berubah pada saat pertandingan. Madrid yang dipenuhi pemain bintang bukan tidak mungkin menggila di final Liga Champions. Atletico pernah merasakan bagaimana pahitnya dipecundangi Madrid di final Liga Champions 2 musim yang lalu. Saat itu sebetulnya kemenangan sudah hampir diraih oleh Atletico. Unggul lebih dulu, lalu terpaksa seri di babak ke dua, yang mengharuskan Atletico untuk melanjutkan pertandingan lewat perpanjangan waktu melawan Madrid. 

Sebagai tim yang tangguh dalam bertahan, tentu bukan suatu hal yang sukar untuk mencoba taktik dan strategi itu hanya dalam kurun waktu 2x15 menit lagi. Sementara pada pertandingan penuh saja, Atletico mampu melakukannya.. Kalau pada perpanjangan waktu Atletico masih bisa menahan seri Madrid, maka jika dilakukan adu pinalti, untuk menentukan pemenang Liga Champions, Atletico berpeluang memenangkan pertandingan final liga Champions itu dibandingkan dengan Madrid. Tim yang kuat dengan strategi pertahanan biasanya menang kalau adu pinalti. 

Namun kenyataan berbeda. Para pemain Atletico kelelahan ketika bermain di perpanjangan waktu. Penyerang Madrid pun meraja lela. Madrid merebut Juara Liga Champions, bahkan untuk yang ke sepuluh kalinya. La Decima. Ya. Madrid telah berhasil mewujudkan mimpi La Decima di bawah asuhan Don Carlo.

Saat itu Madrid menjalankan taktik melepaskan peluang untuk menjuarai La Liga. Atletico berhasil mendapatkan piala La Liga, Barca tidak, dan Madrid mendapatkan La Decima. Don Carlo rela melepaskan Piala La Liga, tetapi tidak Piala Champions.. Untuk itu Madrid  menggunakan taktik strategi, melepas burung di tangan menangkap harimau.

Pada saat ini, ambisi Atletico untuk menjuarai Liga Champions bahkan bisa jadi lebih besar dari pada ketika Madrid ingin merebut La Decima. Tidak kurang dari Barca dan Bayern telah merasakan aura ambisi Atletico tersebut. Ke dua tim tangguh dalam bermain sepakbola menyerang itu, Barca dan Bayern, terpaksa harus menelan pil pahit. Barca dan Bayern dipecundangi gaya permainan pragmatis dinamis Simeone, sehingga harus gigit jari, dipecundangi Atletico.

Untuk memenuhi ambisi nya merebut juara Liga Champions, Atletico yang tadinya sesumbar tidak ingin memecah konsentrasi, baik di La Liga maupun di Liga Champions, berbalik arah. Setelah tidak mungkin lagi meraih gelar La Liga, Atletico akan berkonsentrasi penuh pada Liga Champions. Seperti halnya taktik dan strategi Madrid dua musim yang lalu. Dilepaskannya peluang Madrid untuk menjadi Juara La Liga, tetapi tidak untuk Juara Liga Champions. 

Bagaimana Madrid menyikapi hal ini ? Apakah Madrid akan mengikuti taktik dan strategi Atletico, yang menjadi taktik dan strategi Madrid pada 2 musim berselang, atau Madrid ingin tetap fight di ke duanya ? Sungguh beban berat bagi Zidane. Semuanya serba tidak pasti. Bahkan bisa jadi Madrid gigit jari. Tapi itu resiko yang harus diambil oleh setiap pelatih tim tim tangguh. Justru ujian sebenarnya memang terletak di situ. Yang tidak fair adalah menganggap jika Zidane gagal memperoleh satu gelar pun, maka Zidane akan tamat riwayatnya. 

Mou gagal beberapa kali, masih dicari atau mengincar klub besar. Pep gagal beberapa kali, masih dipercaya klub besar. Zidane baru melatih Madrid, bahkan belum sempat semusim, dari posisi terpuruk, sampai mendapat peluang mendapatkan gelar.

Di atas kertas, memang Atletico akan memenangkan final liga Champions, sejarah juga mendukung ke arah sana. Namun ternyata Atletico belum yakin betul atas prestasi yang diraihnya. Atletico belum merebut gelar Liga Champions itu. Jadi Arletico memutuskan melepas gelar La Liga yang pernah direngkuhnya. Musim ini Atletico ingin merebut gelar Juara Liga Champions. Atletico melepas burung di tangan (Juara La Liga) menangkap harimau (Juara Liga Champions)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun