Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adakah Hubungan Antara Nyepi dan Gerhana Matahari?

9 Maret 2016   05:46 Diperbarui: 9 Maret 2016   07:54 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyepi dan gerhana Matahari

Adakah hubungan antara Nyepi dengan gerhana Matahari. Yang kita tahu adalah pada saat tanggal 9 Maret masyarakat libur hari raya Nyepi, sebagai tanda awal tahun bagi umat Hindu, kebetulan terjadi Gerhana Matahari di sebagian belahan bumi Indonesia. Kebetulan ? Oh bukan. Tidak ada peristiwa alam, apalagi sebesar Gerhana Matahari Total, itu suatu kebetulan. Begitu juga perayaan hari Raya Nyepi bagi umat Hindu pasti karena perhitungan, bukan suatu kebetulan. Jadi apa hubungannya antara Nyepi dan Gerhana Matahari ? Hubungannya sangat erat!

Nyepi merupakan awal tahun pada kalender Saka. Kalender yang dipergunakan umat Hindu. Kalender Saka ini terhitung unik, karena merupakan gabungan kalender Matahari dan Kalender Bulan. Sebagai gambaran sederhana, kalau kalender Masehi atau Kalender Gregorian itu merupakan kalender Matahari, sedang kalender Hijiraih merupakan kalender Bulan, maka Kalender Saka, merupakan gabungan kalender Matahari dan Kalender Bulan. Weleh weleh lalu apa hubungannya Nyepi dengan Gerhana Matahari ?

Sebagai kalender Matahari, kalender Saka, konsekuen dalam menghitung satu tahun kalender menggunakan perhitungan satu kali Matahari "mengelilingi" Bumi. Seperti halnya Kalender Gregorian, kalender Saka, dalam satu tahun terdapat 365 hari. Namun berbeda dengan Kalender Gregorian, dalam penentuan lama bulan dalam hari, kalau kalender Gregorian, sangat dipengaruhi Pemimpin Yang Berkuasa, sedang pada Kalender Saka, sama dengan Kalender Bulan, menggunakan perhitungan satu kali Bulan mengelilingi Bumi. Hanya pada kalender Saka, satu bulan dihitung dengan pembulatan 30 hari. Sementara kalender Bulan atau kalender Hijriah ada bulan yang 29 hari ada yang 30 hari.

Begitu konsekuennya Kalender Saka dalam perhitungan tahun berdasarkan lama edar Matahari "mengelilingi" Bumi, dan penentuan awal bulan berdasarkan posisi Bulan mengelingi Bumi, maka awal tahun Saka, yang ditentukan pada saat Matahari, Bulan dan Bumi bersamaan. Awal tahun Saka, juga merupakan awal bulan, atau tanggal satu, yang merupakan posisi Bulan Baru, di mana posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi. Bandingkan dengan Bulan Purnama, atau pertengahan Bulan, posisi Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Sehingga tanggal satu pada tahun Saka adalah tanggal satu pada kalender Bulan. Mirip dengan tanggal Satu kalender Cap Go Meh (tepat satu bulan yang lalu). Namun awal tahun Saka diputuskan pada bulan, sekali lagi bulan, bukan hari, atau waktu, saat titik awal musim semi di belahan bumi utara.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa awal tahun Saka, pasti jatuh pada Bulan Maret. Begitu juga pada kalender Matahari lainnya seperti Kalender Gregorian yang kita pergunakan sekarang. Pada awalnya awal tahun pada kalender Matahari juga bulan Maret. Sebagai indikator, bulan September itu ada yang mengartikan bulan ke tujuh. Bulan Maret sebagai bulan pertama, bukan Januari.

Lalu apa hubungan Nyepi sebagai awal tahun baru Saka dengan Gerhana Matahari ? Sebagai awal tahun Saka, Nyepi pasti terjadi pada bulan Maret dan pada saat posisi bulan di antara Bumi dan Matahari. Peristiwa alam yang begitu besar seperti Gerhana Matahari Total, jika terjadi pada saat Matahari di belahan bumi utara dan khususnya pada Bulan Maret, maka posisi Gerhana Matahari selalu terjadi pada awal bulan pada kalender Bulan, kalender Hijriah dan Kalender Saka, serta pada awal tahun baru Saka. Sehingga Nyepi berhubungan erat dengan Gerhana Matahari. Tentu saja, hal itu terjadi, jika dan hanya jika, gerhana matahari terjadi, pada bulan Maret.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun