Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[HUT RTC] Hajar

6 Maret 2016   19:31 Diperbarui: 6 Maret 2016   20:22 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sumber inspirasi

Mak Parmi

mak parmi namanya
cuma tukang sapu di pekarangan masjid kampung sebelah
anaknya tiga laki-laki, putus sekolah hanya bisa jualan nasi uduk

setiap jum'at siang alif ba ta diejanya terbata-bata
agar semakin khusyuk menjalani takdir, katanya
mak parmi tak pernah pandai mengadu atau sekadar berkata "aduh!"
walau hidupnya teraduk-aduk

sore ini, di pinggir jalan kampung mak parmi terduduk lunglai
buah hatinya terkena de be de
matanya nanar membaca resep dokter
kerana harga obat tak terjangkau

: sabarlah mak!
bahwa bersabar adalah do'a tertinggi yang tidak membutuhkan be pe je es
yang semakin tidak berpihak

: mak parmi oh mak parmi!
di negeri para tuan ini,
orang sepertimu memang dilarang sakit kerana dianggap beban terberat bagi negara

sumur serambi sentul, 05/03/2016
©2016-arrie boediman la ede
Kompasianer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun