Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fasilitas Bus Untuk Jemaah Haji, Meminimalisir Orang Hilang

16 September 2015   16:14 Diperbarui: 16 September 2015   16:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jemaah haji Indonesia sungguh beruntung dibandingkan dengan jemaah haji dari nègara lain, karena jemaah haji Indonesia mendapat fasilitas bus gratis sebagai alat transportasi dari pondokan/hotel/maktab ke maajidil haram maupun sebaliknya. Jemaah haji dari negara lain yang mendapat fasilitas bus adalah jemaah haji Malaysia dan jemaah haji Turki. Selain dapat dinikmati secara gratis oleh jemaah haji, fasilitas bus tersebut juga luar biasa, selain ac, bus itu juga dilengkapi emergency door yang dihuhungkan dengan layar monitor di depan sopir. Layar monitir dapat digunkana sopjr untuk memantau langsung apakah jemaah haji yang menaiki bus sudah terangkut semua, tidak ada yanv tertinggal di jalan atau di pintu bus, sepanjang bus masih muat. Begitu bus sudah dianggap muatannya penuh, selain duduk juga ada yang berdiri, tetapi di emergency door harus hati-hati, karena pintunya dibuka dan ditutup secara otomatis oelh sopir. Emergency door sangat menguntungkan jemaah haji Insonesia, karena selain untuk keamanan juga kenyamanan.

Begitu juga pada saat turun, sopir dapat memantau apakah semua penumoang sudah turun dengan selamat, baik pada setiap halte, pondokan/hotel/maktab, atau terminal bus. Terminal bus ini berperan sangat besar bagi jemaah haji Indonesia, karena di samping letaknya dekat dengan masjidil haram, juga merupakan tempat khusus pemberhentian bus. Sehingga jemaah haji dapat mencari tanda tanda khusus di dekat masjidil haram, yang dapat menghubungkan ke terminal bus tersebut. Selain hal itu, bus juga beroperasi selama 24 jam. Hal ini sangat bermanfaat sekali, pada jemaah haji yang ingin melaksanakan umrah pada malam atau menjelang pagi, karena satu dan lain hal, baru dapat melaksanakan umrah. Apakah operasional bus selama ini tidak 24 jam ? Lalu bagaimana fasilitas bus dapat meminimalisir orang hilang ?

Sebagai gambaran sederhana, pada saat jemaah haji baru saja berada di kota Makkah, maka para jemaah haji dapat dipastikan berada di negeri orang yang belum tentu kemampuan berkomunikasinya sama, dan dapat langsung mengetahui situasi baik di pondokan-hotel-maktab, apalagi jika sudah sampai masjidil haram. Posisi strategis pertama adalah opersional bus selama 24 jam. Operasional bus selama 24 jam menjamin jemaah haji dapat melaksanakan ibadah dari pondokan-hotel-maktab ke maajidil haram, kapan saja. Bayangkan kalau tidak ada faailitae bus gratis dari pemerintah Indonesia, sementara letak pondokan-hotel-maktab dapat hanya 400 meter sampai sejauh7 km. Jemaah haji harus jalan kaki atau mengeluarkan biaya tambahan untuk berangkat dan pulang ke masjidil haram. Belum lagi waktu masuk ke kota Makkah yang tidak dapat diprediksi apakah sore malam atau bahkan dini hari, sementara jemaah haji harus melakuian umrah ke masjidil haram. Opersional bus selama 24 jam, sungguh terobosan yang luar biasa.

Selain hal itu hal strategis lainnya adalah adanya terminal bus. Sebelum ada terminal bus, jemaah haji Indonesia ketika sudah dekat dengan masjidil haram, hanya diturunkan di jalan, bahkan kadang di terowongan, sehingga dapat membuat bingung jemaah haji, harus ke mana untuk dapat naik bus. Dengan adanya terminal bus, maka jemaah haji tinggal mencari tanda-tanda yang dapat digunakan untuk sampai ke terminal bus. Hal ini dipandang penting, karena pintu maajidil haram sangat banyak. Salah satu tanda yang menjadi favorit jemaah haji Indonesia adalah toilet baru, toiet yang dibangun sangat besar dan tinggi dengan tulisan besar pula, sehingga mudah dilihat dari jauh. Salah satu toilet yang menjadi favorit adalah WC 2. Untuk diketahui karena pintu masuk maupun pintu ke luar maajidil haram sangat banyak, sementara karena begitu membludaknya jumlah jamaah haji, terkadang anjuran untuk ke luar dari pintu masuk yang dapat ditandai nomor dan namanya tidak memungiinkan. Pintu terkadang ditutup, baik untuk masuk atau pun ke luar, sehinga perlu mencari pintu yanv dapat digunakan untuk masuk atau ke luar, namun tetap harus diingat, harus mencari pintu ke luar yang dekat dengan WC 2. Masuk boleh dari pintu nomor berapa saja, tapi ke luar harus mencari WC 2. Jika jemaah haji sudah melihat WC 2 rasanya sudah aman. Karena WC 2 merupakan bangunan sebagai tanda arah ke terminal bus.

Sepuluh tahun yang lalu, bus belum beroperasi selama 24 jam dan jemaah haji diturunkan di jalan dekat masjidil haram, bahkan trrkadang di terowongan, sehingga pada saat awal-awal di kota Makkah, saya juga kebingungan bagaimana dapat pulang ie maktab. Alhamdulillah ada orang Madura yanv bermukim di Arab Saudi yang diminta membantu memonutor kalau ada anggota rombongan yang tertinggal seperti kami. Setelah hal itu, kami juga sering menjumpai orang hilang. Ada yang kehilangan suami sudah tiga hari lamanya. Ada yang kehilangan istri. Ada yang kebetulan uangnya yanv membawa istrinya, sementara dia tidak tahu lagi isterinya berda di mana dan sebaliknya. Namun Alhamrulillah kerja sama dari sesama jemaah haji sangat terpuji. Saling menolong, baik karena satu daerah satu kloter, tali yang pasti adalah mereka melihat di tas jemaah adas simbol bendera merah putih. Simbol bendera negara kita Indonesia. Terkadang ada yang sudah berteraik dari jauh, karena belum mendapat tempat untuk sholat, Indonesia, teriaknya. Indonesia, balas saya.

Alhamdulillah selama 10 hari di Makkah saat ini, kami belum menjumpai orang hilang. Berbeda dari sepuluh tahun yang lalu. Baru seminggu di Makkah sudah banyak menjumpai orang hilang. Fasilitas bus bagi jemaah haji dari pemerintah Indonesia bukan saja menakjubkan, dengan bus yang beroperasi selama 24 jam, adanya terminal untuk menaikkan dan menurunkan jemaah haji, berperan besar dalam meminimalisir orang hilang. Paling tidak berdasarkan pengalaman saya. Terima kasih kepada pemerintah Indonesia. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun