Ahok juga pernah berteriak keras, mengenai kinerja kerjasama antar daerah dalam mengatasi banjir. Beruntung Ahok berhadapan dengan Pimpinan Daerah lain, yang mempunyai pembawaan jauh berbeda. Pertemuan pun digelar. Bisa dibayangkan kalau Pimpinan Daerah tiba-tiba bertemu, sementara tadinya yang skondannya yang satu, mengkritik keras pimpinan daerah lainnya. Kontan saja bukan hanya akan kikuk, tetapi juga pasti akan salah tingkah. Apa boleh buat permintaannya akan dipenuhi, walaupun untuk daerah lain, harus rela mengeluarkan dana. Entah bagaimana mekanisme pengelolaan asetnya nanti. Bukan itu saja, begitu diwawancari untuk dapat lebih dalam informasi yang dapat digali, jawaban yang muncul adalah sekarang saatnya kerja! kerja! tinggalkan rapat-rapat!
Bagaimana mau kerja, wong mau ke luar rumah saja nggak bisa. Apalagi mau naik sepeda ? Bagaimana tidak rapat-rapat, wong kalau berjauhan kedinginan.
Distorsi informasi menjadikan nilai benar dan salah menjadi realtif. Sebagaimana halnya peran yang diambil oleh PDIP, harus untuk 2 periode kepemimpinan nasional, baru dianggap partai alternatif. Jauh sebelum itu. kurang etis untuk mengatakannya. Posisi Haji Lulung sebagai anggota dewan yang boleh mengkritisi kinerja eksekutiv menjadi terdistorsi, hanya karena fatamorgana informasi. Latar belakang Haji Lulung dan citra anggota dewan yang sedang berada di titik nadir, menjadikan distorsi informasi itu menemukan pembenaran. Bahwa kalau Ahok bicara keras, kasar dan besar itu adalah pembawaan. Ahok justru diperlukan untuk mengatasi birokrasi yang lembek, lamban, tambun dan tidak gesit. Ahok adalah pemimpin yang berani.
Sulit memahami bahwa ada pemimpin yang dianggap terpuji sementara yang ke luar dari pernyataannya lebih sering kurang mendapat pujian. Dari hati bagian mana berasal semua  pernyataan yang kurang terpuji itu muncul. Hanya nafsu mutmainah yang mampu mendorong orang melakukan ucapan dan tindakan yang terpuji. Distorsi informasi telah terjadi pada Ahok. Hal yang sama juga terjadi pada Haji Lulung.
Sesuatu telah terjadi di negeri ini, hanya waktu yang dapat menjadi saksi. Begitu juga dengan distorsi informasi Ahok-Lulung!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H