Mohon tunggu...
Kompas com
Kompas com Mohon Tunggu... Editor - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Usaha konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik Orientalis Sebagai Bentuk Kolonialisme Budaya

20 Juni 2024   14:20 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:45 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Vivi Adila Nofitri

*Kritik Orientalis Sebagai Bentuk Kolonialisme Budaya*Kajian tentang Timur (orient) termasuk tentang Islam, yang dilakukan oleh orang Barat telah bermula sejak beberapa abad yang lalu. Namun baru pada abad ke 18 gerakan pengkajian ketimuran ini diberi nama orientalisme. Meski telah banyak kajian tentang orientalisme, tapi dalam perkembangan pemikiran akhir-akhir ini, orientalisme ini menjadi semakin relevan untuk diangkat kembali.
Orientalisme, sebuah istilah yang terkait dengan kajian budaya dan agama Timur oleh para sarjana Barat, telah menjadi subjek kritik yang signifikan dalam diskusi akademis dan budaya. Kritik terhadap orientalisme tidak hanya terfokus pada metodologi dan epistemologi yang digunakan, namun juga pada konsekuensi politik dan budaya yang dihasilkan.
Orientalisme menggambarkan Timur sebagai objek pengkaji, dengan stereotip yang menggambarkan Timur sebagai masyarakat primitif, sensual, terbelakang, dan irasional. Hal ini memungkinkan Barat untuk mengidentifikasi diri mereka sebagai lawan dari karakteristik ini; sebagai dunia yang unggul, progresif, rasional, dan sipil.
Kritik terhadap orientalisisme juga menunjukkan bahwa pengetahuan yang dikembangkan oleh orientalis bukanlah pengetahuan yang obyektif, namun lebih sebagai pengetahuan yang dibuat oleh Barat untuk memperkuat kepentingan mereka. Mereka menggunakan pengetahuan ini untuk menguasai dan mengkolonisasi Timur, serta untuk mempertahankan kepentingan mereka di wilayah Timur.

Dalam perspektif sejarah, orientalisme dapat dilihat sebagai bagian dari strategi kolonialisme Barat untuk menguasai dan mengkristenkan wilayah Timur. Orientalis, sebagai bagian dari gerakan ini, telah melakukan penelitian yang seringkali berawal dari kegiatan pesanan kaum kolonialis dan berakhir dengan konstruksi stereotip yang merugikan masyarakat Timur. 

Mereka menganggap pengetahuan mereka tentang Islam dan masyarakatnya sebagai alat untuk menguasai dan mengkristenkan wilayah Timur.
Kritik terhadap orientalisme juga fokus pada cara mereka memahami dan mendeskripsikan budaya Timur. Mereka seringkali menggunakan paradigma Barat untuk memahami budaya Timur, sehingga hasil penelitian mereka tidak hanya tidak obyektif, tetapi juga tidak memperhatikan kenyataan bahwa budaya Timur memiliki sifat yang berbeda dari budaya Barat.
Dalam konteks modern, orientalisme masih terlihat sebagai bentuk kolonialisme budaya. Kritik terhadap orientalisme tidak hanya terfokus pada metodologi dan epistemologi yang digunakan, namun juga pada konsekuensi politik dan budaya yang dihasilkan. Mereka menganggap pengetahuan mereka tentang Islam dan masyarakatnya sebagai alat untuk menguasai dan mengkristenkan wilayah Timur.

Adapun beberapa reaksi terhadap kritik orientalis yang sebagian besar berfokus pada metodologi dan epistemologi yang saya rangkum teliti melalui beberapa tulisan digital diantaranya: Masyarakat Timur telah melakukan kritik terhadap orientalisme, yang mereka anggap sebagai bentuk kolonialisme budaya. 

Mereka beranggapan bahwa orientalis telah melakukan penelitian yang tidak obyektif dan tidak memperhatikan kenyataan bahwa budaya Timur memiliki sifat yang berbeda dengan budaya Barat. Lalu masyarakat Timur juga telah melakukan kritik terhadap penjajahan Eropa terhadap negara-negara Arab dan Islam di Asia Timur, Afrika Utara, dan Asia Tenggara. 

Mereka beranggapan bahwa penjajahan ini telah menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat Timur dan telah menghancurkan budaya dan tradisi mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun