Mohon tunggu...
MASJID BAITUL IKHLAS
MASJID BAITUL IKHLAS Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pemerintah Kabupaten Tanggamus

menulis untuk kegiatan dakwah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Anak Muslim, Didik Anak Sesuai Fitrahnya

30 Oktober 2024   11:20 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:34 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pingtree ilustration of Muslim

Bandar Lampung- Anak adalah amanah dari Allah Ta’ala merupakan buah hati, belahan jiwa, perhiasan dunia dan kebanggaan orang tua yang merupakan karunia besar dari Allah Azza Wajalla. Karna anak yang sholeh lah pahala orang tua akan terus mengalir walaupun mereka sudah meninggal. Seperti Hadits Rasullah ﷺ dari Abu Hurairoh:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Hurairah R.A. berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: ”Apabila anak Adam itu meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus, pengetahuan yang di manfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia.” (HR Muslim nomor 1631).

Orang tua mempunyai peranan penting dalam pendidikan anak disemua lingkungan bukan hanya tanggung jawab guru saja disekolahan, dan dalam hal mendidik anak muslim, kita sebagai orang tua wajib menjadikan kepribadian Rasullah sebagai suri tauladan bagi anak-anak muslim didunia ini dalam hal seluruh aspek kehidupan dan setiap proses pendidikan anak kita.


Pada jaman sekarang ini jika kita buka, kita lihat buku kurikulum-kurikulum pendidikan di rumah-rumah kita sekarang ini apa yang diajarkan disekolah-sekolah kita sampai saat ini yaitu masih mengajarkan tentang kebutuhan primer,skunder, tersierr dll nya yaitu bahwa kebutuhan primer itu adalah makan dan minum tidak ada kebutuhan ibadah. Ketika kita shaum (puasa) kita tidak minum tidak makan, kita dilatih untuk ibadah dan kita bisa mengerjakannya karna kita sedang ibadah.

Kebutuhan primer kita yang paling tinggi ini adalah ibadah kepada ALLAH ﷻ . kita selama ini tidak menyadari telah mengajari anak-anak kita yang seharusnya “Wa maa kholaqotuljinna wal ingsa illa liya’ budun bukan illa liya' khulun".
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-KU (beribadah), QS AZ Zariyat:56. bukan untuk makan (illa liya’ khulun), kebutuhan paling primer kita ibadah (illa liya’budun). Inilah kurikulum yg digagas oleh yahudi karna mementingkan dunia, minim akhlak dan adab, banyak sekali anak-anak yang cerdas secara intelektual, dan cerdas secara emosional, tetapi banyak yang tidak cerdas secara spiritual, karna menurut saya jika anak-anak kita ingin menjadi generasi emas yang adaptif dan mempunyai daya saing, setidaknya wajib harus mempunyai paling tidak 3 faktor kecerdasan tersebut sebagai bekal menjalani kehidupan dijaman yang perkembangan ilmu pengetahuan saat ini begitu cepat.

Jika kita ingin apa yang digagas oleh pemerintah untuk menuju generasi emas tahun 2045 maka persiapkanlah anak-anak generasi penerus kita minimal dengan 3 kecerdasan yaitu Kecerdasan IQ (Intelligence Quotient) intelektualnya, EQ (Emotional Intelligence) mengelola dan memahami emosinya agar bersifat empati dimasyarakat sosialnya, dan SQ (Spiritual Intelligence) dengan kedekatannya kepada agama dan tuhannya maka akan tercipta ketenangan sehingga menciptakan kedalaman spiritual dan kebijaksanaan dalam menghadapi cobaan masalah kehidupan.

Jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka, jangan sampai nanti anak-anak kita di akhirat menuntut kita, karena selama didunia tidak pernah kita berikan pendidikan yang benar, sehingga iman dan akhlaknya menyimpang.
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ°وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ°وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ QS ‘Abasa :34-36
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu bapak nya dari istri dan anak-anak nya.


Penulis : Ferdiansah,S.E.,M.M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun