Mohon tunggu...
Wijanarko Dwi Utomo
Wijanarko Dwi Utomo Mohon Tunggu... wirausaha -

Seorang anak lelaki, seorang suami dan seorang ayah, yang punya banyak dosa, dan mencoba untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Blogger, Bitcoin Miner, Bekerja dari rumah memanfaatkan teknologi internet.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalamanku Menjadi Korban Tindak Kejahatan

27 Maret 2013   14:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:08 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman saya bersentuhan dengan peristiwa kriminal terjadi pada saat saya masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Saat itu akhir pekan, saya bermaksud untuk menonton film di bioskop langganan saya. Setelah membeli tiket dan dipersilakan masuk, saya pun duduk di bangku yang telah ditentukan. Suasana di dalam bioskop relatif sepi, setelah saya duduk, tak lama datang seorang penonton pria melewati tempat duduk saya dan kemudian duduk di sebelah saya. Tak ada perasaan apa-apa ketika itu, sampai tiba-tiba pria tersebut merangkul tubuh saya dengan keras, sambil meracau (ngomong tidak jelas) yang ujung minta uang. Jantung saya segera berdegup tidak karuan. Bayangkan anak SMP kelas 2 diperlakukan demikian di dalam gedung bioskop yang gelap tak ada orang lain yang melihat untuk membantu menolongnya. Sembari mencoba menenangkan diri akhirnya saya ajak pria itu ngobrol ngalor-ngidul sampai akhirnya perlahan dia melepaskan rangkulannya dari tubuh saya. Film yang ditayangkan sore itu sudah pasti tidak lagi menarik hati saya, karena yang terpenting saya bisa keluar dari dalam gedung bioskop dengan selamat. Alhamdulillah saya selamat tidak kurang satu apapun hari itu. Belakangan saya baru menyadari bahwa pria tersebut berada di bawah pengaruh alkohol dari minum keras yang telah dikonsumsinya.

Kejadian kedua terjadi pada saat saya duduk di bangku kuliah tingkat 2. Saya naik bis antar kota dari Bandung menuju Jakarta. Biasanya saya turun di Pulogadung, tetapi kali itu saya memutuskan untuk turun di Lebak Bulus. Kemudian menuju blok M dengan naik metromini. Di metromini saya duduk di depan di samping pak supir yang kebetulan sedang kosong. Dengan memangku tas ransel saya, saya duduk di sana. Sampai di jalan Barito, naik sekelompok remaja berpakaian SMA, saya pikir itu adalah penumpang biasa, sama seperti saya. Tak lama dari situ seseorang diantaranya duduk disamping saya, sambil menodongkan pisau dan berkata, "Kamu anak Blok A ya?" Ditanya seperti itu saya jawab, "Bukan, saya dari Bandung." Dia tetap keukeuh menuduh saya sebagai anak Blok A. Ujung-ujungnya dia minta saya melepaskan jam tangan saya. Waktu itu saya sempat berpikir, kalau saya melawan, bisa jadi saya jadi korban, dan kejadian ini akan masuk di koran pada hari berikutnya. Saya sempat menawarkan dia uang saku saya. Dia tetap memaksa, akhirnya tidak ada pilihan lain, menghindari resiko terburuk akhirnya saya menyerahkan jam tangan saya. Kejadian sore itu benar-benar membuat saya terkejut. Saya sempat trauma naik kendaraan umum (bis kota, metromini atau mikrolet) di Jakarta pasca kejadian itu. Namun syukur alhamdulillah saya masih diberi keselamatan.

Berkaca dari dua peristiwa traumatis tersebut, saya belajar sesuatu agar lebih waspada terhadap tindak kriminal di lingkungan sekitar.
1. Selalu berdoa sebelum melakukan sesuatu.
2. Hindari menggunakan asesoris yang mencolok ketika bepergian dengan kendaraan umum.
3. Berdzikir di sepanjang perjalanan.
4. Bawa uang tunai secukupnya, dan simpan ATM dan kartu identitas diri di tempat yang terpisah.
5. Berusaha tenang segenting apapun situasi yang kita hadapi.

Menjadi korban dalam peristiwa kejahatan bukan sesuatu yang diinginkan oleh siapapun, oleh karena itu kita harus membekali diri agar bisa 'survive' ketika diberi kesempatan untuk mengalaminya.

Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun