Mohon tunggu...
masjanto
masjanto Mohon Tunggu... -

masjanto adalah seorang yang gemar ngenet dan baca blog orang, sesekali aktif di berbagai forum diskusi untuk menyegarkan pikiran dan berinteraksi dengan orang lain yang kebetulan mempunyai minat yang sama, menurutnya itulah cara yang murah untuk melepas stress yang kadang timbul akibat rutinitas kerja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Cukup Sudah Tunduk Pada Tekanan Asing, Sudahi dan Akhiri

14 Maret 2014   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Saya termasuk warga sipil yang ikut sedih mendengar kabar bahwa pemerintah RI tidak jadi menerima satupun dari 10 tawaran kapal selam kelas Kilo yang dihibahkan Rusia kepada Indonesia. Saya tidak bisa mengerti pertimbangan macam apa yang menyebabkan hibah ini ditolak, faktor apa yang mengganjal pemerintah RI tidak mau mengambil kapal selam ini, atau bahkan mungkin tekanan dari pihak mana sehingga alutsista laut yang benar-benar menggetarkan dan amat dibutuhkan angkatan laut kita malah tidak diupayakan secara maksimal untuk dimiliki.

KSAL kemarin bertepatan dengan pameran Alutsista di dermaga Ujung Surabaya, yang dihadiri pula oleh Presiden RI telah mengumumkan bahwa kapal selam Rusia tersebut tidak diambil karena pertimbangan biaya perbaikan yang amat besar harus ditanggung RI, alasan ini pun bagi saya yang hanya seorang warga sipil pemerhati kemiliteran di Republik ini tidak masuk akal. Sebab pada kasus yang hampir sama di matra udara pemerintah RI berani mengambil tawaran hibah pesawat bekas pakai angkatan udara Amerika dan sekaligus menggelontorkan ongkos perbaikan dan upgrade pesawat yang nilainya juga tidak bisa dibilang kecil.

Pertanyaannya mengapa untuk angkatan laut pemerintah RI enggan menggelontorkan uang untuk biaya perbaikan dan upgrade kapal selam bekas milik armada utara Rusia itu, saya menduga bahwa faktor tekanan politik dari negara-negara tertentu di sekitar kita amat berperan hingga pemerintah RI menolak hibah kapal selam ini, negara-negara yang tidak ingin melihat TNI AL menjadi kekuatan regional yang disegani dan diperhitungkan.

Jika dugaan saya tersebut diatas benar adanya maka sungguh disayangkan itu bisa terjadi dan menimpa bangsa dan negara Indonesia, amat disayangkan pemerintahan kita begitu mudahnya ditekan oleh negara lain. Berkali-kali saya utarakan di berbagai tulisan saya di Kompasiana ini bahwa untuk urusan kedaulatan negara hendaknya jangan main-main dan harus diupayakan secara maksimal alias at all cost, negara dan bangsa yang besar ini tidak selayaknya takut dan tunduk pada tekanan asing.

Kepada keluarga besar militer Indonesia khususnya Angkatan Laut saya sampaikan duka yang mendalam atas batalnya pengadaan kapal selam kelas Kilo ini, tetapi percayalah bahwa banyak dari kalangan masyarakat sipil di Republik ini yang masih mempunyai mimpi bahwa suatu hari nanti Angkatan Laut RI menjadi angkatan laut yang diperhitungkan di kawasan, dan diperlengkapi dengan persenjataan yang benar-benar mampu melindungi tanah air Indonesia.

Dan kepada pemerintahan baru yang akan datang, percayalah kalian akan lebih dicintai rakyatmu apabila benar-benar mengutamakan kepentingan nasional dan tidak tunduk terhadap tekanan-tekanan pihak asing, sudah cukup pihak asing menang sehingga menang dan pemerintah RI akhirnya  "mengijinkan" freeport dan newmont menolak tidak mengekspor bahan mentah hasil tambang sesuai UU Minerba (alias diperbolehkan terus mengekspor hasil tambang mentah), cukup sudah, mari tunjukkan jati dirimu, sudahi dan akhiri ........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun