Mohon tunggu...
Siti Masitoh
Siti Masitoh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pintu Kemana Saja (Andaikan Ada)

5 April 2018   13:20 Diperbarui: 5 April 2018   17:34 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyaknya rutinitas dan kegiatan yang bersifat insidental menyebabkan orang harus mengatur waktunya dengan baik. Apalagi jika hal-hal tersebut dilakukan di tempat lain yang berbeda dan berjauhan. 

Ketika di perjalanan menuju tempat kegiatan yang di tuju, maka orang berupaya secepat-cepatnya dan selancar-lancarnya agar sampai tujuan. Namun ada kalanya ketika sudah diatur waktunya realita jalan macet yang terjadi. Dalam situasi demikian, orang berandai-andai supaya bisa cepat sampai tujuan.


Pengalaman pribadi penulis, ketika jalanan macet tersebut padahal diburu waktu, penulis berandai andai jika ada pintu kemana saja-nya Doraemon, pasti bisa sampai dengan cepat. Atau ada kendaraan semacam drone sehingga dapat menembus kemacetan yang ada. Namun ternyata lebih dalam penulis memikirkan, bahwa setiap hal itu ada hikmahnya. 

Perjalanan yang harus kita tempuh untuk mencapai lokasi tujuan, itu adalah suatu jeda yang Allah berikan kepada kita. Pernah suatu saat perlu banget mengunjungi lokasi tujuan yang memerlukan perjalanan sekitar satu jam. Dalam perjalanan tersebut justru penulis mendapatkan inspirasi-inspirasi dalam setiap momen waktu detik demi detik. Selain itu, jeda ini dapat mengurai dan menurunkan intensitas ketegangan dalam kepala. Tentu saja hal ini tidak akan didapatkan jika menggunakan pintu kemana saja.

Ya, semua ada hikmahnya. Selain itu, dalam kemacetan pun merupakan jeda untuk memperbanyak dzikir dan istighfar kepada Allah. Karena alih-alih mengumpat tidak jelas, membunyikan klakson sampai aki drop pun tidak mampu merubah suasana, tetap saja macet. 

Barangkali sahabat Kompasiana yang ada di kota besar sering mengalami hal ini. Meskipun demikian, penulis selalu menghadirkan opsi ketika menghadapi situasi-situasi tersebut. Penulis memilih untuk berbahagia, dan mensyukuri saat demi saat, dan memilih untuk menghadirkan Allah dalam setiap momen. Alhamdulillah

Gambar: arigetas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun