TERTIPUNYA ORANG YANG MENYANGKA TAATNYA LEBIH BANYAK DARIPADA MAKSIATNYA
Ketertipuan Orang yang Sedikit Kebajikan dan Banyak Kejelekan dalam Kitab Asnaful Magrurin; Golongan Keenam
Orang yang mengira bahwa perbuatan taatnya lebih banyak dari perbuatan maksiatnya adalah orang yang termasuk hampir menyamai ketertipuan orang-orang mukmin yang bermaksiat.
Dalam kitab Asnaful Magrurin karangan Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali, orang yang mengira bahwa perbuatan taatnya lebih banyak dari perbuatan maksiatnya, termasuk kedalam ketertipuan orang yang sedikit kebajikan dan banyak kejelekan.
Dalam kitab karangan Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali ini, ketertipuan orang yang sedikit kebajikan dan banyak kejelekan terbagi menjadi beberapa golongan.
Sebagaimana dalam golongan keenam dijelaskan bahwa orang yang sibuk dengan ilmu kalam dan perdebatan, ia akan menyangkal orang lain yang berseberangan dengannya, dan suka larut dalam perselisihan. Tidak hanya itu, mereka juga memperluas berbagai macam ilmu komunikasi yang berbeda-beda dan mempelajari tata cara membuat lawan tidak berdaya dalam berdebat. Orang-orang seperti ini terbagi menjadi dua kelompok: Pertama, orang yang sesat dan menyesatkan orang lain. Kedua, orang yang membinasakan.
Tertipunya kelompok orang yang sesat dan menyesatkan orang lain adalah karena kesesatan dan prasangkanya bahwa dirinya telah benar. Mereka terdiri dari banyak kelompok, sebagian mereka mengkafirkan sebagian yang lain. Mereka itu sesat karena mereka tidak memahami dengan sempurna tentang dalil dan metodenya. Maka mereka berpendapat bahwa keserupaan itu adalah dalil dan dalil itu adalah kesamaan atau keserupaan.
Adapun kelompok orang yang membinasakan bersikukuh bahwa ilmu kalam dan ilmu debat itu penting dan menjadi hal utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mereka juga yakin tidak akan menjadi sempurna agama seseorang sebelum ia meneliti dan membahas kedua ilmu tersebut. Dan orang yang iman kepada Allah tanpa membahas dan meneliti suatu dalil maka ia belum layak disebut orang yang beriman dengan sungguh-sungguh dan bukan orang yang dekat di sisi Allah SWT., tanpa bercermin kepada orang-orang Islam generasi awal.
Sesungguhnya Nabi SAW memberi persaksian kepada orang-orang generasi awal bahwa mereka adalah sebaik-baik makhluk. Dan mereka tidak perlu dalil untuk menguatkan pernyataan tersebut.
Lalu, bagaimana cara agar kita tidak termasuk menjadi golongan keenam dalam kitab Asnaful Magrurin? Menurut Imam Al-Ghazali, jadilah manusia dalam empat golongan: Pertama, rojulun yadri wa yadri annahu yadri (seseorang yang tahu (berilmu), dan dia tahu kalau dirinya tahu). Kedua, rojulun yadri wa laa yadri annahu yadri (seseorang yang tahu (berilmu), dan dia tidak tahu kalau dirinya tahu). Ketiga, rojulun laa yadri wa yadri annahu laa yadri (seseorang yang tidak tahu (tidak atau belum berilmu), tapi dia tahu atau sadar diri kalau dia tidak tahu. Keempat, rojulun laa yadri wa laa yadri annahu laa yadri (seseorang yang tidak tahu (tidak  berilmu), dan dia tidak tahu kalau dirinya tidak tahu.
Abu Umamah meriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya beliau bersabda, "Sama sekali tidak akan ada sesuatu yang membuat tersesat bagi kaum kecuali mereka telah melakukan suatu perdebatan".