Bahagia itu sungguh sederhana, sesederhana kerumunan semut yang dengan khusyu nya mengerumuni makanan yang mereka dapat di sudut kaki meja
Dia memang tak seberuntung saya yang bisa menikmati bangku kuliah dan melahap materi sekolah di sekolah (agak) mahal. Tak seberuntung saya yang di belikan sepeda motor sebagai hadiah kelulusan SMP , tak seberuntung saya yang ulang tahunnya sempat di rayakan dan menerima banyak hadiah dari teman sekelas, tak seberuntung saya yang bisa jalan jalan dengan keluarga setiap minggunya.
Saya pun tak seberuntung dia yang sudah bisa mencari uang sendiri selepas SMA, tak seberuntung dia yang melahap pengalaman hidup semenarik itu, tak seberuntung dia yang selalu bisa tersenyum di saat susah, tak seberuntung dia yang menghabiskan masa kecilnya di bibir pantai menanti sang ayah pulang menjala ikan meski kadang ta satupun hasil yang di dapat,tak seberuntung dia yang bahagia dengan kesederhanaannya :)
Mari bertarung dengan lautan hidup masing masing, mengapa harus saling ingin menjadi orang lain jika menjadi diri sendiri jauh lebih menyenangkan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H