Mohon tunggu...
Chrisma Juita Nainggolan
Chrisma Juita Nainggolan Mohon Tunggu... Guru - Emak berliterasi

Guru ekonomi SMAN 1 Kualuh Selatan, Labura Sumut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hindari Sexting, Jadilah Konten Kreator Sehat

29 Juli 2022   23:42 Diperbarui: 29 Juli 2022   23:47 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:Dokumen Pribadi

3. Komitmen

Jika memiliki komitmen dengan pacar harus melakukan sexting, waspadalah.

4. Paksaan

Pacaran dengan komitmen wajib sexting, maka akan berujung pada pemaksaan. Dengan bermodalkan foto-foto, video bernada seksual telah dikirim, maka si laki-laki (Biasanya) akan memanfaatkan keadaan.

5. Pemerasan

Seiring dengan terkirimnya foto atau video ke orang yang menyuruh melakukan sexting, maka tidak ada lagi kontrol atas hal tersebut. Bisa saja orang membagikan foto/video, bahkan menjualnya ke pihak lain dengan imbalan sejumlah uang. Atau sebaliknya, jika tidak bersedia memberikan sejumlah uang, maka orang tersebut mengancam akan menyebarkan foto/video ke media sosial.

Dengan tersebarnya foto/video bernada seksual di dunia maya, maka bisa berakibat pada cyberbullying. Netizen tidak peduli, apakah konten tersebut mendapat izin untuk disebar dari pemiliknya. Maka, jadilah dia korban cyberbullying tanpa pernah disadari sebelumnya.

Uniknya, saat sexting, para pelaku menggunakan berbagai kode rahasia agar tidak gampang terendus. Pelaku menggunakan kode dan password untuk mengakses konten sexting. Berikut ini adalah beberapa kode rahasia sexting (Hanya sekadar untuk mewaspadai), yakni KFY, LH6, IWSN, dan seterusnya. Tentu saja kode rahasia ini bisa berubah seiring kreativitas (Konyol) mereka, karena faktanya remaja kita lebih cepat mengadaptasi kemajuan teknologi.

Lantas, apakah sexting berbahaya?, ya, sangat berbahaya. Jika seseorang melakukan sexting, maka efek negatifnya sangat luar biasa. Beberapa dampak negatif dari sexting diantaranya:

a.         Menjadi korban bullying. Tentu kita masih ingat kasus anak SD di Tasikmalaya, yang akhirnya meninggal setelah dibully kawan-kawannya.

b.         Menurunnya kepercayaan diri. Karena konten seksual jatuh ketangan orang lain, bahkan telah beredar di media sosial, maka kepercayaan diri menurun. Merasa dirinya tidak memiliki arti apa-apa, tidak memiliki teman, bahkan tidak memiliki masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun