Selama 30 tahun, perbankan syari'ah telah beroperasi di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2021, terdapat 12 Bank Umum Syari'ah dan 20 Unit Usaha Syari'ah dengan total asset Rp. 630,341 triliun.Â
Pertumbuhan perbankan syari'ah sebesar 12,22 %, bahkan lebih tinggi dari perbankan nasional yakni sebesar Rp. 7,14 %. Namun faktanya, literasi dan inklusi keuangan syari'ah masih rendah.Â
Hal ini sesuai dengan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019, indeks literasi keuangan syari'ah mencapai 8,93 % dan indeks inklusi keuangan mencapai 9,1 %.
Rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syari'ah merupakan indikasi bahwa rakyat Indonesia (Muslim), butuh upaya untuk meningkatkan literasi syari'ah. Betapa tidak, dengan jumlah 236,53 juta jiwa beragama Islam, maka terjadi gap yang sangat besar antara jumlah penduduk muslim dengan tingkat literasi syari'ah.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh stakeholder perbankan syari'ah untuk mengoptimalkan pengetahuan masyarakat tentang literasi syari'ah. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menjemput bola ke sumber-sumber belajar, yang bersentuhan langsung dengan dunia Pendidikan misalnya.Â
Maka, pada hari ini, Jum'at 15 Juli 2022, Bank Syari'ah Indonesia cabang Aekkanopan, menyambangi SMA Negeri 1 Kualuh Selatan.
SMA Negeri 1 Kualuh Selatan adalah salah satu sekolah di Kabupaten Labuhanbatu Utara, berada di pinggir jalan lintas Sumatera. Dengan jumlah siswa sebanyak 980 orang dan 60 orang guru, maka sangat berpotensi untuk menjembatani sosialisasi dan edukasi literasi serta inklusi keuangan syari'ah.
Branch Manager BSI Aekkanopan, Ustadz Nasar Usman, memaparkan dengan lugas kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Potensi yang dimiliki Indonesia berupa industri halal sebesar Rp. 4.375 triliun,Â
terdiri dari makanan dan minuman halal Rp. 2.088 triliun; pariwisata ramah muslim Rp. 162 tirliun; fesyen muslim Rp. 232 tirilun; farmasi halal Rp. 78,3 triliun; kosmetik halal Rp. 58 tirliun; media dan rekreasi halal Rp. 139 triliun; dan asset keuangan syari'ah Rp. 1.438 triliun (Global Islamic Economy Report 2020-2021).
Berikutnya, jumlah uang beredar di Sumatera Utara (Khususnya) per Oktober 2020, mencapai Rp. 6.780 triliun, tiap tahun meningkat rata-rata sebesar 12,5 %. Transaksi uang elektronik per November 2020 sebesar Rp.621 milyar.Â