Mohon tunggu...
Irfan Irawan
Irfan Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Peminat wacana sosial budaya

Bekerja di kantor konsultan IT-Audit; minat pada wacana komunikasi termasuk internet; media (sosial) baru; gemar mengamati fenomena sosial dan budaya populer; dan berusaha untuk tetap beriman.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menohok Ahok: Merangkul Lalu Memukul

11 Agustus 2016   09:27 Diperbarui: 11 Agustus 2016   09:39 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Tiket bagi Ahok mengikuti pilkada 2017 tinggal bergantung pada soliditas tiga partai pendukungnya: Nasdem, Hanura & Golkar. Jika satu di antara mereka menarik dukungan, peluang Ahok menjadi gubernur lagi dipastikan kandas. Ia pasti tak bisa mengikuti pemilihan karena tidak cukup kursi pendukung di parlemen, sementara jalur perseorangan sudah ditutup," demikian Koran Tempo, edisi Kamis 11/8.

Mari kita bedah komposisi kursi yang dimiliki Koalisi Pendukung Ahok: Nasdem (5 kursi) + Hanura (10 kursi) + Golkar (9 kursi). Totalnya 24 kursi. Sementara batas minimum kursi dari jalur parpol disyaratkan oleh KPU DKI sebanyak 22 kursi.

Risiko pecahnya koalisi tersebut terletak pada belum disepakatinya siapa yang bakal resmi mendampingi Ahok sebagai DKI-2. Nah, Fadel Muhammad selaku Sekretaris Dewan Pembina Partai Golkar bahkan telah mengeluarkan pernyataan bahwa dukungan partainya bisa berubah seiring perkembangan situasi politik, karena "Politik itu cair!" 

Akankah Partai Golkar bermanuver sekaligus menunjukkan tingginya jam terbang yang dimilikinya dalam kancah perpolitikan nasional?

Ibarat bermain tinju, jika lawan susah diserang dalam jarak pukul yang normal karena pertahanan "double cover" nya yang rapat, maka lakukanlah "clinch" atau merangkul. Merapatlah, dekati lawan sambil tarik napas dan atur tempo, hingga menunggu saat yang tepat saat lawan lengah dengan serangan tiba-tiba yang mengejutkan sekaligus mematikan. "Boom...!" maka terkaparlah lawan. 

Namun segala sesuatu bisa saja terjadi dalam politik. Bisa jadi Ahok sudah punya kartu as lain yang disimpan untuk amankan dirinya di pilkada nanti, untuk kemudian memenangkan kontestasi yang penuh hiruk-pikuk ini. Just wait and see..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun