Dituangkan dalam visum et repertum bahwa luka yang ditemukan pada tubuh para perwira Angkatan Darat itu tidaklah sama dengan yang tergambar dalam film. Di sini, sadisme para penculik yang terpampang dalam adegan layar seolah menjadi sebuah penggambaran hiperbolik untuk mematrikan sebuah imej super buruk ke benak para pemirsanya.
Dan ternyata hal itu berhasil. Adegan itulah yang diingat dan melekat di benak anak-anak hingga orang dewasa yang pernah menyaksikan film berdurasi 4 jam itu.
Meski banyak fakta di luar sana yang menyajikan aksi kekejaman PKI, namun visualisasi untuk rekayasa sejarah pun bukan sesuatu yang patut dilestarikan. Apalagi digunakan untuk tujuan-tujuan di luar pengabadian sejarah bangsa.
Menelan mentah-mentah dan mengkampanyekan pemutaran film itu di saat muncul kesaksian alternatif yang tidak sejalan mungkin bisa dikatakan sebagai distorsi sejarah, meski hanya secuil.Â
Adalah sebuah keharusan bagi sebuah bangsa untuk mengingat sejarahnya betapa pun getirnya agar di masa mendatang hal serupa dapat ditepis sedini mungkin.
Gerakan Pendompleng Anti Komunisme
Lihat di beranda medsos Anda, apakah sudah riuh dengan ajakan untuk menyaksikan kembali dokudrama berusia 36 tahun itu?Â
Pihak yang begitu keukeuh mengajak masyarakat untuk bernostalgia itu pun berpikir untuk menghalau anggapan bahwa mereka hanya menggunakan sentimen anti komunisme masyarakat untuk kepentingan politik.
 Baca juga : Pancasila dan Sengketa Anak Bangsa
Film ini menjadi isu musiman yang dihembus untuk melambari sikap anti pemerintah yang notabene dituduh sebagai manifestasi pendukung komunisme. Segelintir orang bahkan secara terang-terangan melontarkan tudingan itu dengan dalil-dalil seadanya yang kadang bersifat absurb, misalnya dengan memberi contoh hubungan pemerintah dengan Tiongkok.
Masyarakat harus diajak bersikap kritis dan cerdas dalam menghadapi hal-hal yang demikian. Apalagi saat ini, pengguna media sosial bukan hanya didominasi oleh anak-anak muda namun juga orang-orang berumur yang mudah terhasut oleh informasi-informasi menyesatkan.Â
Mereka harus dicekoki dengan informasi-informasi sehat yang mengedepankan cek and ricek saat menghadapi isu-isu bombastis terkait politik dalam negeri. Termasuk dalam membedakan anti komunisme dengan gerakan politik pendompleng anti komunisme.