Rocky Gerung bikin heboh. Bukan karena pernyataan kontroversialnya tapi karena ia berada di atas mimbar dengan peci dan syal yang mirip sarung dikalungkan di lehernya.
Hadir di UIN, Kuliahi Mahasiswa
Berita palsu menghiasi kehadiran Rocky Gerung di Universitas Islam Negeri (UIN) Banten beberapa waktu lalu. Ada yang menyebutnya ambyar dan menyayangkan bahwa sebuah institusi pendidikan sekelas UIN mengundang seseorang yang tak jelas 'identitas'-nya untuk berbicara di depan mahasiswanya.
Hal itu mengingatkan saya tentang berita bos MNC, Hari Tanoesoedibjo beberapa tahun lalu yang diberi kesempatan berbicara di depan para santri sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kalimantan Selatan.Â
Isu yang dikemukakan sama. Mendadak ustaz.
Jika kita gunakan logika, tentu sundulan bertema 'mendadak ustaz' itu tak perlu digubris. Sebab jauh panggang dari api. Sekelas institusi Islam macam ponpes dan universitas tentu tak mungkin mau menggali keislaman dari mereka. Jadi tentu ada hal lain yang menyebabkan kehadiran Hari Tanoe dan Rocky Gerung di sana.
Mengenai kehadirannya di UIN Banten, Rocky sendiri memberikan komentar di saluran YouTube (3/9/2020).
"Sang Rektor Prof Dr Fauzul Iman, dia mengambil resiko mengundang saya padahal dia pegawai negeri dan itu universitas milik pemerintah, dan itu warnanya Islam".
Diundang ke UIN, Bukan Pertama Kalinya
Pernyataan Rocky di atas terdengar mengapresiasi Rektor UIN Banten yang mau dan mampu mengundang dirinya yang kerap berseberangan dengan pemerintah. Padahal sang rektor adalah pegawai pemerintahan.
Berbeda dengan UIN Palembang akhir tahun lalu. Rencana yang diinisiasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (prodi) Aqidah Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dicekal pihak rektorat.*