"Kenapa pas ada yang mau bertanggung jawab dan jujur akan hal itu malah dicerca sih?"
Mas, Aku Hamil..
Persamaan antara wanita hamil dan rumput gondrong konon pernah diungkapkan oleh Gus Dur dalam sebuah anekdot. Sama-sama telat nyabutnya. Jawaban yang singkat, padat dan jelas.Â
Hal itulah yang terjadi pada sekian milyar kehamilan. Telat 'nyabut' atau memang sengaja 'tak dicabut'.Â
Normatifnya, kehamilan selalu berawal dengan proses pernikahan. Pernikahan adalah sebuah prosesi sakral yang digariskan agama-agama dan kepercayaan.
Mengemukakan norma agama sebagai sebuah dalil tak selalu pantas disebut sok relijius. Sebab jika semua hal yang terkait dengannya selalu diberi embel-embel relijius, maka orang yang mahir ilmu Kalkulus pun akan dibilang relijius. Sebab belajar pun adalah salah satu perintah agama.Â
Lalu bagaimana sikap seorang laki-laki saat mendengar pengakuan seorang wanita yang hamil karena perbuatannya padahal mereka belum terikat pernikahan sah?
Ada dua skenario, menerima atau tidak. Menerima kenyataan itu pun terbagi lagi menjadi ter-publish dan tidak. Dan kondisi pertama inilah yang dijumpai pada sekian banyak pesohor di negeri ini. Hamil sebelum nikah alias DP dulu atau yang di kampung saya disebut sebagai LKMD, Lamaran Keri Meteng Dhisik.
Mereka mem-publish kejadian luar biasa yang menimpanya tanpa merasa risih. Seolah hal itu sudah menjadi kebiasaan yang berlaku di masyarakat kita yang terkenal dengan adat ketimurannya. Adat yang diwarnai dengan aturan-aturan yang memanusiakan manusia.
Saat Kejujuran Dijadikan Tameng
"Ketika ada orang yang buang bayi di selokan banyak yang bilang, 'kenapa sih kok dibuang? ini kan anugerah'," kata seorang stand up comedian terkenal dalam Channel YouTube miliknya sebagaimana dilansir Detikhot.
"Kenapa pas ada yang mau bertanggung jawab dan jujur akan hal itu malah dicerca sih?", imbuhnya.