Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Anti Islam, Stereotip Politis atas Penguasa

6 Oktober 2019   08:00 Diperbarui: 31 Oktober 2019   21:36 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muktamar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Senayan pada Juni 2013 | Foto redaksindonesia.com

Alangkah naifnya jika ada muslim yang menuduh muslim lain sebagai anti Islam hanya karena si tertuduh mengasosiakan bendera hitam bertulis kalimat tauhid itu sebagai lambang yang kerap digunakan oleh HT. 

Dan kenaifan itu menanjak menjadi sebuah kebodohan saat dia menyindir saudaranya dengan perkataan "jika membenci Islam, kenapa masih menjadi muslim?". 

Pertanyaan semacam itu adalah sebuah pernyataan bahwa si penanya sejatinya tertinggal informasi. Mereka memanfaatkan rendahnya pengetahuan untuk merendahkan orang lain yang justru lebih mengerti. 

Disadari atau tidak, politik telah menganeksasi kesadaran berpikir sekian banyak orang. Bahkan seolah menjadi mazhab di negeri ini bahkan menjadi "agama". Karena di saat agama mengajarkan perkataan jujur, mereka justru menyebarkan berita bohong. 

Di saat agama mengajarkan tabayun, mereka justru membudayakan buruk sangka tanpa klarifikasi. Di saat agama mengajarkan perkataan baik, merela justru mengumbar perkataan kotor karena menganggap tak bermasalah karena percaya diri dengan kebenaran versinya. 

Dan nampaknya, tantangan yang ditimbulkan oleh skema "Islam yang anti Islam" itu akan membesar jika penguasa tak pandai-pandai menempatkan diri di kalangan umat Islam moderat yang tak kerap larut dalam arus politik.

______

Baca juga artikel lain :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun