Sebenarnya, pada pra musim 2017, Suzuki memberikan kesempatan terhadap Johann Zarco untuk menggeber GSX-RR. Namun akhirnya Brivio lebih memilih untuk merekrut Rins daripada pebalap asal Perancis itu.Â
Zarco akhirnya membalap untuk Yamaha melalui tim satelitnya, Tech 3. Di tahun pertamanya, Zarco menyabet titel sebagai Rookie of the Year dan menduduki posisi ke-6 di klasemen akhir sementara Rins harus puas berada di urutan 16 karena beberapa seri absen akibat cedera yang dideritanya.
Mengungguli Senior
Tahun 2018 adalah tahun kebangkitan Rins. Masih bersama Andrea Ianone, Rins membawa Suzuki selevel dengan pabrikan lain dengan melepaskan status konsesi. Rins yang di tahun pertamanya masih berada di bawah bayang-bayang Ianone, mulai menunjukkan tajinya.
Merasa Suzuki berada di tangan yang tepat, Brivio pun memperpanjang kontrak Rins hingga 2020. Nasib berbeda dialami Ianone yang harus lengser dari jok Suzuki karena digantikan oleh seorang pendatang baru, Joan Mir.
Mirip Legenda GP 500
Tester Suzuki yang juga juara dunia Superbike tahun 2014, Silvain Guintoly menilai gaya balap Rins memiliki kemiripan dengan legenda GP 500 asal Amerika Serikat, Kevin Schwantz. Hal itu diutarakannya sesaat setelah Rins memenangi Motogp Austin (14/4).
Schwantz sendiri adalah pebalap Suzuki yang mempersembahkan gelar bagi pabrikan Hamamatsu pada tahun 1993. Dia juga yang memberikan saran kepada Vinales untuk tetap di Suzuki karena melihat potensi yang dimilikinya meski akhirnya Vinales tetap memilih bergabung dengan Yamaha di 2017.
Kini, Suzuki nampaknya sudah mendapatkan ganti sosok Maverick Vinales yang tak lain adalah penantangnya saat di Moto3. Episode perseteruan mereka nampaknya akan terulang di Motogp.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H