Prestasi terbaik Vale setelah balik ke Yamaha adalah di posisi runner up. Kini setelah seri ke-3 MotoGP 2019 berlangsung, Vale mampu menempatkan diri di posisi ke-2 klasemen sementara.
Dia mampu merubah atmosfer garasi Honda menjadi fun, berbeda dari masa Mick Doohan. Selebrasi-selebrasi kemenangannya memberikan atraksi menarik di depan mata dan kamera penikmat MotoGP. Kemampuannya dalam membangun motor dibuktikannya terutama saat kembali membawa Yamaha ke puncak.
Dan di usia yang tak muda lagi, kini dia membalap bersama para pebalap yang dulu mengidolakannya. Seperti Alex Rins, ujung tombak Suzuki Ecstar yang mengalahkannya di sirkuit Austin, AS, beberapa pekan lalu. Ada juga pebalap yang menjadi murid di akademi balapnya, Franco Bagnaia yang melaju di bawah bendera Pramac Ducati.
Pensiun
Rumor pensiunnya Vale berhembus seiring dengan tak kunjung kompetitipnya kembali Yamaha. Sejatinya kontrak Yamaha dan Vale baru berakhir di tahun 2020. Namun bisa jadi di penghujung 2019, Vale memutuskan untuk undur diri jika performa Yamaha tak kunjung bersinar.
Namun hal itu ditampik oleh sang adik, Luca Marini yang juga seorang pebalap di kelas Moto2. Dia masih melihat Vale kini sebagai sosok yang sama dengan Vale yang membalap GP kelas capung, 1997 lampau, yakni punya semangat tinggi untuk menang.
Dan hal itu diamini sang ayah, Graziano Rossi, yang berharap putranya itu dapat membalap hingga usia 46 tahun.
Well Vale.. Kami tunggu kehadiranmu di sirkuit Mandalika!
●●●