Terlepas dari cara berwudlunya yang "berbeda", Bang Sandiaga Salahuddin Uno, saya pikir adalah seorang yang mengedepankan adab kepada yang tua. Paling tidak, terlihat dari postingan teman-teman yang melintas di lini masaku. Di antaranya yang menyajikan foto sang santri post islamist tengah mencium tangan kyai Ma'ruf Amin usai debat Capres-Cawapres, dulu.
Kyai Ma'ruf Amin yang biasanya dijadikan pentogan sindiran dan sinisme karena kesediaannya mendampingi capres dari kalangan (yang konon) anti Islam, kali ini dijadikan perantara untuk merendahkan sang capres yang beliau dampingi. Betapa tidak, Jokowi dianggap telah bertindak kurang beradab kepada seorang kyai yang dihormati oleh puluhan juta umat Islam Indonesia.Â
Vonis itu dijatuhkan hanya karena sebuah foto yang memperlihatkan seseorang yang mirip Kyai Ma'ruf yang mencium tangan Jokowi.
Atau dengan hal lain, yakni dengan sebuah video yang mengetengahkan adegan dimana Kyai Maimoen Zubair, seorang kyai khas NU, yang dengan santun mengambilkan makanan bagi sang presiden. Menurutku, mbah Moen tengah memperlihatkan adab mulia terhadap seorang kepala negara. Namun menurut teman-temanku, Jokowilah yang patut disalahkan karena bersikap tak sopan terhadap seorang kyai sepuh.
Jokowi, bagaimanapun juga harus ditempatkan pada posisi yang salah. Tak peduli bagaimana caranya, termasuk dengan muslihat, propaganda kaum beriman melawan kaum fasik, sekuler, liberal, Syiah yang berkoalisi dengan kebangkitan komunisme ataupun propaganda-propaganda lainnya.
Untuk itulah, saya berharap agar duet Jokowi - Kyai Ma'ruf kalah saja, demi kemaslahatan yang lebih besar dan demi negeri yang besar ini. Paling tidak, supaya teman-temanku yang suka menyebarkan hoaks dan fitnah terhadap bapak dapat sembuh dari penyakitnya.
Anda, Pak Jokowi, harus benar-benar memahami apa kata Gus Dur karena mbak Yenny Wahid pernah bilang kalau bapak punya karakter yang mirip sang guru bangsa.Â
Apa yang dikatakan Gus Dur? Yakni bahwa tak ada jabatan satu pun di dunia ini yang layak untuk dipertahankan habis-habisan. Jadi Anda pun harus memupuskan niat untuk menyelesaikan janji-janji besar yang terucap 5 tahun lalu yang memang sampai sekarang belum terealisasi entah karena faktor apa.
Dan untuk Pak Prabowo yang saya hormati, saya tahu bapak memiliki cita-cita besar terhadap negeri ini, sebesar harapan para pendukung bapak agar bapak bisa diumumkan sebagai presiden terpilih versi quick count pada pekan depan.Â
Saya pun yakin bapak memiliki kemampuan untuk menggapainya karena saya melihat setiap orang di sekeliling bapak adalah orang-orang hebat, cerdas dan beradab.
Saran saya hanya satu, sebaiknya bapak dan seluruh pendukung bapak melakukan sujud syukur selepas KPU mengumumkan hasil real count, apalagi jika hasil quick count-nya tak terpaut jauh. Itu untuk menjaga marwah bapak juga, karena tak enak juga kalau ternyata akhirnya bukan bapak pemenangnya.