Hanya pasrah jalani peran adaku,.. pemanis semata.
Tak ada salah padaku, kenapa sebut aku pelaku?.
Selalu saja manusia salahkan lain atas kesalahannya sendiri!
----------
Sedari awal bermula, Penghuni Langit pun tahu, bahwa manusia menumpahkan darah sesamanya, berperilaku melebihi semestinya, berbuat kerusakan..
Jika berkekurangan manusia salahkan takdir Semesta dan seisinya,.. Jika gelimang nikmat manusia lupa batasan, semua dikeruk, semua dilahap tuk memuaskan dahaga nafsunya..
----------
Berpunya longgar waktu.. lantas larut dalam kesenangannya. Terus terjaga, lupa istirahatkan raga..
Berpunya kuasa uang,.. memakan manis semata.. semua dicerna tanpa henti.. tanpa peduli baik-buruk kadarnya..
Berpunya sehat,.. lupa mengolah raganya. Hanya duduk diam dalam lena.. menyaksikan indah warna dunia..
Bahkan, sebatas berpunya sepasang paru.. asap tembakau dihirup dihembuskannya..
----------
Banyak pula menyalahkan leluhur,.. berkata ini semua salah mereka. Salah pendahulu, kini harus ditanggung diusung.. berat yang terus mendekap melekat,..
Sejatinya itu bukan derita turunan,.. itu pesan kebaikan pada kehidupan. Pesan yang terus menjaga dan mengingatkan..
                                    Â
                  ttd
Sebutir gula tersisa di toples yang kosongÂ
                                                       Â
                  ***
________________________________________
sebuah tulisan renungan untuk diri sendiri di Hari Diabetes Sedunia, 14 November (2015)
sumber ilustrasi foto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H