Mohon tunggu...
masikun
masikun Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Mahasiswa Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menulis Artikel dengan Ai: Antara Kemudahan dan Kreativitas

19 Januari 2025   10:41 Diperbarui: 19 Januari 2025   10:41 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Di sebuah kota kecil, seorang mahasiswa bernama Dina sedang duduk di depan laptopnya. Malam itu, tugas menulis artikel untuk mata kuliah jurnalisme harus segera diselesaikan. Dina merasa buntu, ide-ide di kepalanya seolah-olah menghilang. Dia menatap layar kosong di program pengolah kata yang sudah terbuka sejak berjam-jam lalu.

"Bagaimana cara memulai? Apa yang harus kutulis?" gumamnya lirih sambil menghela napas panjang.

Tiba-tiba, Dina teringat sesuatu. Temannya pernah menyebutkan sebuah alat canggih bernama AI writer---sebuah teknologi yang mampu membantu menulis artikel dengan cepat dan efisien. Tanpa ragu, Dina mencari platform AI tersebut di internet.

Setelah beberapa menit membaca ulasan, Dina memilih salah satu alat AI untuk dicoba. Ia mendaftarkan akun dan segera mulai eksplorasi. Dina memasukkan topik artikelnya, yaitu "Dampak Media Sosial terhadap Generasi Muda." Dengan penuh antusias, ia mengetik beberapa kata kunci dan menekan tombol "Generate."

Dalam hitungan detik, layar laptopnya dipenuhi dengan paragraf-paragraf rapi yang membahas topik tersebut. Dina terkejut melihat betapa cepatnya AI menghasilkan tulisan yang begitu relevan. Namun, ia tidak serta-merta menerima hasil itu begitu saja.

"Bagus sih, tapi aku harus memastikan ini sesuai dengan gayaku menulis," pikirnya.

Dina mulai membaca hasil tulisan AI dengan saksama. Ia menemukan bahwa struktur artikel sudah cukup rapi, tetapi ada beberapa bagian yang terasa terlalu umum. Dina pun mengedit kalimat-kalimat tersebut, menambahkan sentuhan pribadinya.

Pada paragraf pembuka, Dina menambahkan cerita pendek tentang seorang remaja bernama Sarah yang kecanduan media sosial. Cerita itu membuat artikelnya lebih hidup dan menarik pembaca. Dina juga memperkaya artikel dengan data dan fakta yang ia cari sendiri dari sumber terpercaya, seperti laporan jurnal dan survei terkini.

Setelah satu jam, artikel tersebut selesai. Dina membaca ulang hasil akhirnya dengan perasaan puas. Teknologi AI memang membantunya melewati kebuntuan awal, tetapi kreativitas dan analisisnya sendiri tetap menjadi faktor utama dalam menyempurnakan artikel tersebut.

Ketika akhirnya Dina mengunggah tugasnya ke platform kampus, ia tersenyum puas. "Ternyata AI itu seperti asisten yang hebat. Tapi, tetap saja, sentuhan manusia yang membuat karya jadi hidup," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun