Bahkan ada yang menjawab "Wah sombong nih, yang wisuda mah bilang kagak mau, lahh kita ini kek gimana?" Mereka pun kembali tertawa bersama. Persahabatan memang luar biasa. Mampu meredam apapun. Bahkan harus meredam rasa sakit datang ke wisuda sambil menahan asa di balik pertaanyaan "Kamu kapan?"Â
Perjalanan menuju wisuda itu memang apa banget dechhhh. Serius.Â
Selesai ratusan SKS. Melewati semester demi semester bisa jadi berjalan lancar tanpa aral melintang. Tapi ketika bertemu dengan apa yang dinamakan skripsi, mampus deh lo dikoyak.Â
Bukan menakuti. Sebenarnya juga memang tidak menakutkan. Tapi ya itu dehh. Selalu ada drama. Mulai dari pengajuan judul yang berkali-kali ditolak. Proposal yang dicoret habis-habisan. Sampai penelitian yang gagal. Menggarap hasil yang tak kunjung menemui hasil. Dosenya ngilang-ngilang.Â
Dari semua hal itu yang paling membuat down adalah supporting system, orang-orang di balik itu semua. Apapun masalahmu jika masih ada telinga untuk mendengar keluh kesah kita, menemani saat-saat tersulit kita bisa jadi adalah penolong.Â
Tapi celaka bagi mereka yang 'tertinggal'. Saat itulah saat terberat. Melihat teman-teman sudah di tahap yang jauh di depan dan kita masih jauh dibelakang. Mau ngejar gak bisa. Jangankan mengejar. Untuk bergerak saja begitu berat. Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, berlalu tanpa terasa. Diri semakin tertinggal jauh. Teman-teman semakin tiada.Â
Yha, hari ini aku melihat dua pemandangan dari satu peristiwa yang luar biasa. Senang atas segala pencapaian teman-teman. Sekaligus bersedih melihat teman-teman yang lain harus mengurung diri demi tak melihat teman yang lainnya menapaki jenjangnya. Bahkan sampai tak ingin melihat story yang isinya wisuda. Tentu saja itu gak masalah. Tapi, mau sampai kapan? Mau sampai kapan menghukum diri dengan sekejam itu.
Semua sudah ada waktunya masing-masing. Bukan cepat atau lambat, jika kita tak melakukan apa-apa. Setiap orang akan punya cerita hidup yang juga masing-masing. Seandainya ini adalah perjalanan maka nikmatilah perjalanan itu.Â
Sebuah perjalanan pasti akan menemukan jalan yang berliku juga berbatu. Akan ada saatnya kita capek di perjalanan itu, kita mabuk perjalanan. Lantas melihat teman-teman sudah sampai di tujuan. Sedang perjalanan kita masih jauh.Â
Tidak mengapa, bukankah semakin jauh jalan maka semakin banyak yang akan kita lihat? Kita semua tahu banyak orang yang menunggu kita sampai. Sudah sampai mana? Bersuka citalah.Â
Semua itu tak lain adalah bentuk kepedulian mereka. Bukan niat menjatuhkan. Itu hanya persepsimu saja. Sampai-sampai menghindar dari pertanyaan semua itu. Mereka bertanya semua itu hanya ingin memastikan selamat perjalanan kamu itu selamat.