Mohon tunggu...
Mashitha Jasman
Mashitha Jasman Mohon Tunggu... (Calon) Pekerja (?) -

A random person with distracted personality

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahasa Indonesia dan Nilai 20

6 Desember 2011   18:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:44 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selalu ada hal lucu dan menarik tentang pendidikan Indonesia Raya, Merdeka..Merdeka!  Mengapa saya mengatakan demikian?  Karena saya mengalaminya langsung tepat kemarin sore di kelas Mata Kuliah Umum-Bahasa Indonesia.  Sebenarnya, mustahil orang Indonesia tidak mengerti tentang bahasanya sendiri.  Tapi, saya adalah bukti dan contoh nyatanya.

Tidak ada yang memungkiri sejak Sekolah Dasar orang Indonesia belajar bahasa Indonesia, mulai dari abjad sampai dengan menyusun kalimat yang terdiri dari S-P-O-K.  Kemudian di Sekolah Menengah Pertama, bahasa Indonesia juga masih membahas S-P-O-K bahkan sampai Sekolah Menengah Atas masih dengan S-P-O-K.  Nah, permasalahan saya tepat pada S-P-O-K ini, (baiklah agar tidak terjadi kekeliruan saya ini pinter baca lho, juga nulis).  Kemarin sore saya mengumpulkan hasil ujian tengah semester yang ditugasi 'take home' yaitu Mata Kuliah Umum-Bahasa Indonesia yang mana soalnya itu menganalisis kalimat.  Saya mengumpulkan hasil analisis dengan perasaan yakin-yakin saja, karena pengerjaan selama dua minggu itu pasti tidak memberikan hasil yang mengecewakan.  Kemudian, perkuliahan dimulai dengan baik dan benar menurut para mahasiswa (karena khidmat sangat tidak mungkin terjadi).  Sembari memberi kuliah, pak dosen memeriksa tugas dengan sangat lancar, jemarinya menari-nari halus-kasar di atas kertas (halus-kasar=benar-salah, kebanyakan kasar).  Saya gelisah menyaksikan fenomena itu, terlebih lagi saya duduk paling depan dan mampu membayangkan seperti apa rona kertas-kertas tugas itu.

Tak yakin dengan hasil tugas diri sendiri, sebagaian besar jamaah di kelas menunduk khawatir.  Kemudian, pak dosen menunjuk saya untuk memindahkan nilai-nilai di kertas ke dalam catatannya.  Baiklah, dengan terburu-buru saya memindahkan nilai-nilai tugas tersebut, saya dibantu teman saya mendiktekan nama serta nilai yang diperoleh sang pemilik nama.  Si teman tak kunjung menyebutkan nama saya dan tak terdengar juga namanya sendiri, kami mulai gelisah dan saya pun agak pusing (tertekan-red) karena menuliskan banyak angka yang menunjukkan betapa gobloknya kami.  Sampai pemindaian part I selesai, tak kunjung terdengar nama Mashitha, 'aduh Tuhan!'.

Lanjutan perkuliahan sore itu terabaikan oleh rasa tertekan di dalam lambung ini, saya mual!  'Mengapa seperti ini bahasa Indonesia kali ini?' pikir saya.  Tak sadar, langkah pak dosen berhenti di hadapanku yang tengah asik memegangi perut yang melilit, beliau meminta tolong agar pemindaian part II dilakukan segera.  Allahuakbar!

Setengah berlari rasanya pemindaian ini selesai.

Tidak mengecewakan karena tugasku diperiksa.

Tapi mengecewakan karena yang kudapati bukan seperti nilai ketika aku masih berada di SD-SMP-SMA.

Pak dosen bertanya sambil tertawa berapa hasil yang kudapat, dengan santai pula mengemasi tasnya tanda perkuliahan usai.

Sedang aku, terlilit oleh sakit di lambung, pilu dihati, pusing dikepala, sontak merasa mual dan ingin muntah!
Demi Allah Rabb-ku!

Baru kali ini saya mendapat nilai 20 untuk bahasa Indonesia.  Sedangkan S-P-O-K adalah 'something easy to know' gitu loh, and i got 20, only.

You satiesfied?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun