Mohon tunggu...
Hendra Cahya
Hendra Cahya Mohon Tunggu... Konsultan - MasHendra Namaku

Pengalaman profesional hampir 20 tahun, di PT AXA Insurance Indonesia (sebelumnya bernama PT Mandiri AXA General Indonesia atau MAGI) sebagai Regional Head Jakarta. Sebelumnya, sebagai Business Development Head di PT Zurich Asuransi Indonesia. Area Head & Dept Head di PT Asuransi Adira Dinamika Tbk, sebelumnya juga bekerja dan membangun karir di Asuransi Bumida1967 sebagai Branch Manager & Kepala Bagian. Karena merasa masih muda dan ada darah jawa dan biasa di panggil mas, jd sy sering dipanggil mas hendra. Sangat senang berorganisasi, dulu di kampus aktif di organisasi penalaran mahasiswa, pernah menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Kajian Mahasiswa, lembaga yang mengajarkan kita sebagai manusia yang belajar berdemokratis, tempat belajar retorika, orasi, diskusi, menulis dll. Salam Hangat. Apabila membutuhkan konsultasi dan keperluan asuransi aset atau asuransi kesehatan karyawan dari perusahaan atau individu bisa japri WA ke 087782734164. Email: hendraindonesiashifting@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa Pun Capres Terpilih, Golkar Akan Happy...!

20 Mei 2014   22:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertarungan Capres dan Cawapres sudah keliatan aktor utama nya setelah Jokowi cs memilih Jusuf Kalla/JK sebagai Cawapres dan Prabowo cs menjadikan Hatta Rajasa sebagai Cawapres nya. Siapa akan mendapatkan coblosan paling banyak, ditunggu 9 Juli sore mendatang.

Menarik aktivitas mencari teman pendamping dalam 'koalisi' pen-Capres-an saat ini, PDIP, Golkar dan Gerindra, digadang akan menjadi motor penggerak Bus Koalisi, prakiraan tak jauh meleset. PDIP yang pede abiss dengan Wong Solo nya begitu seakan didamba dan diyakini akan menang, namun mencari Cawapres seakan menjadi kunci karna kemenangan Pileg yang cuma 19%an tidak membuat mereka besar kepala. Pengalaman gagal dalam sejumlah Pilpres dan Pilkada membuat mereka berhitung dengan cermat. Masuknya NASDEM dan PKB serta HANURA di jelang garis finish tak cukup mereka makin PEDE jika si Kuning tidak masuk barisan. Memilih Capres dari salah satu ketiga tokoh dari ketiga partai pendukung seakan belum memperkuat keyakinan kemenangan akan jatuh pada mantan Walikota Solo 2 periode itu. Hal ini yang membuat GOLKAR menjadi bagian yang ditunggu hingga Rapimnas Golkar digelar dan sikap akhir ARB di kumandangkan. Pada akhirnya dengan pertimbangan yg ARB paling tau dan tentu saja gengsi serta deal yang ga menemukan titik temu membuat GOLKAR tidak masuk barisan PDIP mendukung Jokowi.

Jusuf Kalla atau kita kenal dengan JK, menjadi aktor Cawapres pendamping yang dianggap PAS oleh Puan cs untuk mendongkrak elektabilitas dan menjaring pemilih yang mungkin masih goyah untuk milih Jokowo selama ini. Kehadiran JK jelas pilihan sudah diputuskan dan sampai tgl 9 nanti dianggap cocok, kecuali hasil Pilpres menempatkan mereka finis kedua...gagal donk.... Tetapi JK ini adalah tokoh GOLKAR tulen, mantan ketua umum lagi, PDIP seakan tidak PEDE klo tidak mengajak pasukan Kuning dalam tim koalisi mereka, mengapa??? hanya mereka yang tau.......

Prabowo - Hatta, memilih Hatta Rajasa tentu bukan pilihan yang sulit oleh Prabowo, PAN sebagai tim koalisi memimpin jumlah % hasil PILEG kemarin dibanding lainnya, pengalaman dan integritas jadi pertimbangan lainnya, lainnya Prabowo yg tau..... Prabowo didukung oleh PAN, PKS, PPP sampai jelang deklarasi sebelum GOLKAR mengganjilkan jumlah partai koalisi menjadi total 5 partai dengan GERINDRA. Jumlah partai dan suara yang cukup gemuk dan lebih dari cukup, seandai nya saja masih dipilih oleh anggota DPR/MPR, koalisi ini telah selesai menghasilkan Presiden dan Wapres baru tanpa perlu voting....hehehehe

Tapi, Pilpres adalah pemilihan langsung, pemilih PILEG bisa jadi tidak sama dengan pilihan pada tokoh Capres yang diusung, sehingga alotnya penentuan Cawapres menggambarkan sulitnya memperhitungkan kemenangan. Namun yang perlu dicermati adalah kehadiran GOLKAR ke Pabowo-Hatta yang tanpa tokoh dalam 2 aktor utama yang bertanding. Tapi jelas dalam pidato Prabowo, bahwa dia akan menyiapkan jabatan khusus kepada ARB jika nanti terpilih. Jabatan yang setara dengan penghargaan kepada jasa nya untuk mendukung secara organisasi kepada penCapres-an diri nya. Transaksional yang logis dan wajar dlam politik sebenarnya, dari pada pura-pura tanpa syarat, namun akan carut marut ketika ada ingkar dibelakang.

Kehadiran JK di Jokowi seakan sama dengan momen pencalonan dirinya kepada SBY tahun 2004 silam. SBY - JK menang, JK merebut Golkar dari tangan Akbar Tanjung, walau belum tau ke depan apakah jika menang JK akan melakukan sapu bersih juga kepada ARB demi mengamankan stabilitas politik selama memerintah. Prediksi mendatang apapun hasilnya, peran penting akan dimainkan oleh kader GOLKAR, jika Jokowi - JK menang, maka GOLKAR akan direbut oleh pendukung JK dari ARB untuk legalitas transaksi politik setelahnya, juga menjaga keutuhan pemerintahan setelahnya. Jika Prabowo menang, maka posisi ARB akan aman, dan mungkin akan lengser dengan memberikan mahkota kekuasaan kepada orang kepercayaan nya, demi dukungan yang diharap sama oleh JK.

Jadi, siapapun yang menang dalam 'lomba' kali ini, GOLKAR adalah partai yang juga akan berpesta, walau waktu pesta nya yang akan berbeda. Jika Jokowi - JK menang maka pesta akan dimulai setelah MUNAS dipercepat, sebaliknya jika Prabowo - Hatta juara nya, pesta bisa langsung digelar tanpa menunggu matahari terbenam.......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun