Mohon tunggu...
Mashen
Mashen Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Pemimpi yang selalu berimajinasi dan berjiwa visioner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketahuan Bohong Kenapa Kamu Percaya

19 November 2023   06:03 Diperbarui: 21 November 2023   07:13 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: mediabantencyber.co.id

Dalam era informasi yang begitu cepat dan mudah tersebar, kita sering kali dihadapkan pada tantangan membedakan antara fakta dan kebohongan. Salah satu fenomena menarik yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kebohongan yang diulang-ulang dapat menciptakan ilusi bahwa itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Mari kita jelajahi beberapa alasan mengapa ini terjadi.

Ketika seseorang terus-menerus mengulangi suatu pernyataan, apakah itu benar atau bohong, hal itu dapat membentuk keyakinan dalam pikiran orang yang mendengarnya. Awalnya mungkin hanya sebuah kebohongan, namun seiring berjalannya waktu, repetisi membuatnya menjadi bagian dari pikiran kita. Orang mungkin mulai menerima pernyataan tersebut sebagai kebenaran hanya karena telah mendengarnya berkali-kali. Kebohongan yang diulang berkali-kali memanipulasi persepsi, membuatnya sulit untuk membedakan antara kenyataan dan pemalsuan.

Efek terbiasa memainkan peran kunci dalam membentuk persepsi terhadap kebenaran. Manusia cenderung lebih mempercayai informasi yang sudah dikenal atau akrab baginya. Melalui pengulangan, sebuah kebohongan menjadi lebih akrab, dan meskipun sebenarnya salah, kemungkinan besar dianggap benar. Orang mungkin menjadi kurang kritis terhadap informasi yang sudah akrab bagi mereka, menyebabkan penyebaran kebohongan dengan lebih mudah.

Pihak yang sengaja menyebarkan kebohongan sering kali menggunakan strategi pengulangan untuk memanipulasi opini publik. Dengan terus-menerus mengulang informasi palsu, mereka menciptakan kesan bahwa hal itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Manipulasi opini ini dapat memiliki dampak besar, terutama dalam konteks politik atau sosial. Orang-orang yang tidak kritis terhadap informasi yang diulang-ulang cenderung menerima kebohongan sebagai kebenaran, mempengaruhi pemahaman mereka tentang suatu masalah.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi setiap individu untuk melihat informasi dengan hati-hati dan melakukan verifikasi sebelum menerima sesuatu sebagai fakta.Kritis dan skeptis terhadap informasi yang diulang-ulang adalah langkah pertama untuk mencegah penyebaran kebohongan. Dengan meningkatkan pemahaman kita tentang cara kebohongan dapat menciptakan ilusi kebenaran, kita dapat membangun masyarakat yang lebih sadar dan kritis terhadap informasi yang mereka terima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun