Mohon tunggu...
Muhammad Nur Hayid
Muhammad Nur Hayid Mohon Tunggu... -

ingin mengabdi untuk kemaslahatan, menjadi sinar bagi gelapnya kehidupan akhir zaman, seperti kanjeng nabi muhammad khoirul kholqi walbasyar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

10. 'Kawah Candradimuka'

21 September 2012   22:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:02 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Qum …qum … shollu … shollu … demikian suara itu berkali-kali kami dengar antara sadar dan masih terlelap di atas sarir (tempat tidur dari kayu yang cukup 1 orang) dengan 40 siswa lainnya di asrama timur. Peristiwa itu terjadi di hari pertama kami mulai resmi menjadi siswa MAK dengan segala hak dan tanggungjawabnya.Setelah mendengar seruan qum … qum … shollu …shollu, aku pun bangun dan beberapa temanku sudah terlihat bangun dan mengambil cibuk tempat sabun dan saudara-saudaranya sambil berjalan lunglai dan berkemul handuk, mereka menuju kamar mandi. Sementara, aku memilih hanya mengambil sikat gigi dan odol serta sabun muka biore menuju sumur belakang untuk sikat gigi dan cuci muka karena kamar mandi sudah antri agak panjang di pagi yang masih gelap itu. Sejak malam penyambutan siswa semalam, kami mulai saling kenal dan akrab bagai satu keluarga dengan 40 siswa lainya.

Di sumur belakang asrama dekat tower, kami mulai ngobrol satu sama lain sambil menunggu antrian cuci muka dan sikatan di kotak-kotak tempat mandi yang hanya ditutup seng geseran tangan, prekkk gitu bunyinya setiap habis digeser. Pagi itu, aku berkenalan dengan temanku Ali yang berasal dari probolinggo. Dia ini sudah pinter berbahasa arab sejak awal masuk. Alu tahu ini karena dalam masa perkenalan semalam, dia mengaku pernah mondok di pesantren yang mempraktikkan bahasa arab dan dia juga berkenalan dengan mengunakan bahasa arab. Makanya, sejak pagi itu aku langsung PD bertanya tentang makna dari 'qum shollu-shollu' kepada Fendi. Dengan sabar dia menjelakan itu maksudnya adalah cara membangunkan ustad Muhay kepada kami dengan mengunakan bahasa arab. Setelah ngobrol beberapa sambil ngantri, sampailah kepada giliranku untuk cuci muka, wudlu dan sikat gigi.

Setelah beberapa menit aku lakukan di ruang kotak berukuran 90 x 120 itu, aku keluar dengan mengangkat seng sebagaimana temenku dan aku langsung menuju sarirku. Ku ambil peci dan sarung serta sajadah sebagaimana di pesantren dulu, dan ku buka lemari tempat menyimpan baju, ternyata pagi itu masih menunjukkan pukul 04.00. Berarti kami dibangunkan ustad Muhay sekitar pukul 03.30 pagi. Subuhnya waktu itu sekitar pukul 04.30 menit. Aku lihat sarir sudah sepi dari para siswa yang masih tidur, maklum ini hari pertama, mungkin semua masih pada manut dan takut melanggar, hehe. Beberapa teman ternyata sudah ada di musalla multi fungsi di bagian depan asrama. Ada yang duduk sambil berzikir, ada yang masih salat tahajjud dan berdoa, ada yang membaca alqur’an dan ada pula yang membaca buku saku yangberisi percakapan bahasa arab dan ingris. Aku langsung menunaikan salat tahajjud di pagi buta itu karena waktu subuh akan datang sebentar lagi.

Dan setelah selesai salat dan berdoa aku memilih duduk berdekatan dengan Muhammad yang sekarang ini sudah jadi doktor. Dia terlihat mebolak balik kosa kata bahasa arab dan ingris di kamus kecilnya. Tak berapa lama aku duduk, azan subuh pun berkumandang dan beberapa saat setelah azan yang digunakan salat sunnah oleh beberapa teman, ustad muhayyan pun keluar dari kamarnya di pojok selatan asrama timur menuju tempat kami. Tanpa salam, ustad langsung nerocos saja dengan bahasa arab yang aku tak ngerti karena agak cepat beliau berbicara saat itu. Tak selang lama dari ustad nerocos, salah satu dari teman kami langsung mengumandangkan iqomat, kami pun salat jamaah subuh pertama di camp kawah candaradimuka. Seusai salat, biasa, gaya muhammadiyah yang tak pakai wirid keras membuat kami melakukan wiridan sendiri-sendiri tanpa doa berama. Setelah beberapa saat hening, tiba-tiba ustad muhayyan kembali nerocos dengan bahasa arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia di akhir kalam sebelum kami bubaran.

Pagi itu, ustad sudah ditemani pengurus asrama yang kalau tak salah mas Adien dan Afif serta Hibbi di musalla kami. Dalam pidato pagi itu, ustad mengingatkan pidatonya semalam soal mulai berlakunya aturan hidup di asrama MAK. Yang salah satu terpenting dari sekian aturan itu adalah wajib mengunakan bahasa asing selama tinggal di asrama. Tiga hari bahasa arab dan tiga hari bahasa ingris, sehari bebas bahasa Indonesia, Jawa atau Madura. Bagi siapa saja yang melanggar akan dikenakan sanksi sampai sanksi pemulangan. Untuk mengontrol program bahasa ini, kata ustad, ada banyak jassus yang akan melaporkan pelanggaran bahasa kepada qismullughoh. Nanti bagi yang melanggar, akan dipanggil khusus dan diberi sangsi sesuai aturan yang ada sampai pemulangan yang terberat. Demikian aturan itu dibacakan pagi itu. Aturan lainnya adalah harus disiplin dan tepat waktu serta mengikuti semua kegiatan yang telah diprogramkan oleh pengurus asrama, mulai dari salat jamaah subuh, pembagian mufrodat pagi, tutorial siang dan malam serta muhadoroh setiap malam jumat dan beberapa aturan lainnya. Pertemuan pagi yang mengesankan itu diakhir dengan beberapa penjelasan oleh pengurus asrama soal tata cara hidup di asrama, harus saling menghargai, menjaga ketertiban dan menjaga persaudaraan sampai penjelasan teknis makan di dapur yang harus antri dan piringnya di cuci sendiri.

Sebelum acara berakhir, pengurus memberikan beberapa mufrodat dan kalimat berbahasa arab dan ingris untuk percakapan sehari-hari yang harus dihapal. Dan kamipun mencatatnya pagi itu. Acara pemberian mufrodat ini akan dilakukan setiap hari dipagi setelah salat subuh. Dan kami sebagai siswa baru harus cepat-cepat menghapal agar saat besok diberi mufrodat yang baru lagi kami sudah hapal yang lama dan menambah ilmu baru. Demikian seterusnya kami digembleng sampai kelas tiga. Setelah pemberian mufrodat, kami pun bubar dan langsung ada yang teriak akal ada yang bilang ya’kul ya’kul fil mathbakh. Karena kebetulan hari itu jatahnya bahasa arab. Meskipun ada beberapa dari teman kami yang lupa, dia berbicara dengan bahasa ingris, breakfast-breakfast. Kami pun langsung berhamburan menuju ke dapur meskupun mata ini rasanya ingin melanjutkan tidur. Maklum, masih pertama kali dan belum terbisa bangun pagi. Dan ku lihat antrian panjang di depan loket pengambilan nasi sudah terlihat dari anak baru, karena para senior lebih dulu mengambil jatah dan ada beberapa senior yang dekat dengan bu dapur malah mengambil makan dari samping, lewat pintu ruangan. Tak barapa lama aku mengantri, jatah mengambil nasi pun datang dan menu pagi itu adalah pecel dengan gorengan tempe tahu dan kerupuk di atasnya.

Setelah ku ambil nasi, kulihat ruang makan sebelah asrama terlihat sudah penuh dengan anak-anak, aku pun memilih makan di dalam asrama dengan beberapa teman yang lain. Setelah makan selesai, kami langsung siap-siap untuk berangkat sekolah karena jam sudah menunjukkan pukul 06.30, padahal sekolah masuk di pukul 07.00. Hari itu kebetulan hari senin, yang artinya kami akan mengelar upacara sekaligus penyambutan siswa baru di MAN I Jember. Untuk pertama kalinya, aku merasa sudah gagah dan ganteng karena aku tak lagi Ahmad yang dulu, tapi sekarang aku jadi siswa aliyah dengan seragam abu-abu putih, bukan lagi biru putih seperti di MTs dulu. Dan kami pun berangkat bersama-sama berjalan kaki menuju sekolah di MAN I Jember dengan teman-teman lain, dan saat sudah keluar pintu gerbang kami bebas berbicara bahasa local karena aturannya memang demikian. Karenanya, banyak teman mengidamkan bisa keluar asrama agar bisa berbicara bebas mengunakan bahasa local, meskipun untuk keluar selain waktu sekolah agak sulit izinnya. Demikianlah kami lakukan setiap hari aktivitas rutin di asrama mulai bangun, salat berjamaah, penambahan mufradat, ambil sarapan pagi dan berangkat ke sekolah sampai sekitar pukul 1 siang kami belajar layaknya anak SMA lainnya dengan pelajaran yang diebtanaskan.

Setelah di sekolah, kami langsung upacara. Kami pun mulai merasakan suasana anak sma, melihat cewek segar-segar dan cantik-cantik di kampus. Dan beberapa dari senior kami ada yang menjadi petugas paskibra dan pembaca doa. Kami pun membayangkan bisa begitu karena akan dilihat cewek-cewek dan semua siswa MAN I peserta upacara setiap hari senin pagi dan hari-hari besar nasional. Setelah prosesi uapacara selesai, dilanjutkan dengan sambutan kepala sekolah yang intinya mengucapkan selamat datang di kampus MAN I Jember sekolah percontohan Jawa Timur. Pak kepala sekolah saat itu yang bernama Dul Halim meminta kami belajar sungguh sungguh dan rajin agar cita-cita dan harapan orangtua bisa tercapai. Selain itu, beliau meminta kami menjaga nama baik almamater dan senantiasa menjaga persaudaraan meskipun beda kelas dan beda jurusan. Akhir kalam, dia berpesan agar semua siswa mematuhi semua aturan yang telah di tetapkan dan menjadikan sekolah ini sebagai kawah candradimuka untuk jenjang pendidikan lebih tinggi selanjutnya.

Setelah upacara selesai, kami pun masuk kelas dan kegiatan yang ada seperti sekolahan pada umumnya. Kami belajar di kelas dengan mata pelajaran aliyah dan sma, ada bahasa Indonesia, bahasa ingris, matematika, sejarah, sosiologi, pancasila dan pelajaran agama lainnya seperti bahasa arab, fikih tafsir, hadits dan lainnya. Pelajarn kami yang murid MAK ini berbeda dengan murid MAN pada umumnya karena untuk pelajaran agama, kami mengunakan modul dan buku panduan khusus dari depag yang mengunakan bahasa Arab. Sementara siswa MAN menggunakan modul bahasa Indonesia. Mengenai materi pelajaran juga berbeda, di MAK kami diajarkan lebih detail untuk pelajaran agama sampai ada tafsir dan ulumut tafsir, hadis dan ulumul hadits serta usul fiqh selain fiqihnya itu sendiri yang tidak terdapat di pelajaran MAN biasa. Karena di MAN hanya diajarkan tafsir, hadits dan fikih. Dan demikian terus kami belajar di sekolah sambil tetap menikmati masa-masa indah anak SMA hingga kelas 3. Sementara jika kembali ke asrama kami kembali dengan aturan ketat dan berbagai program kegiatan yang sudah tersusun rapi dan tertib. Bersambung .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun