Mohon tunggu...
Al Mash Armagan
Al Mash Armagan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hobinya menulis sebuah cerpen dan bersepeda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejadian yang Sama

15 Agustus 2024   11:03 Diperbarui: 15 Agustus 2024   12:31 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini aku ikut dengan Ibu pergi ke pasar, suasananya sangat ramai. Penuh dengan orang-orang yang berdesakan.

Selama di sana aku terus menggandeng tangan Ibu dengan erat karena takut terpisah dengannya, tapi tiba-tiba mataku teralihkan oleh sebuah ruko yang menjual berbagai macam mainan.

Tanpa sadar aku melepaskan genggaman tanganku dan berlari ke arah ruko itu, kurasa ada sekitar 10 menit aku berada di situ dan tidak menyadari bahwa aku terpisah dengan Ibu.

10 menit setelahnya aku tersadar, aku melihat ke sekeliling dan tidak menemukan keberadaan Ibuku. Aku mencoba untuk mencarinya dengan berjalan menerobos kerumunan orang.

Aku sudah berkeliling dan tetap saja tidak menemukan keberadaan Ibuku, aku takut, disini sesak, sempit, dan bau.

"Ibu, Yila takut, Ibu dimana?" Gumamku pelan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Saat hampir menangis ada seorang kakak perempuan datang menghampiri ku dan mengajakku berbicara. "Hei adik manis, kenapa kamu sendirian?" Tanya nya padaku.

"Kakak, Yila terpisah dari Ibu, Yila takut" Jawabku dengan menangis.

"Ayo kakak bantu cari Ibu mu, pasti dia juga sedang mencari mu" Setelahnya aku mencari Ibu dengan dibantu oleh kakak baik itu. Setelah lama mencari, akhirnya aku bisa bertemu dengan Ibu dan pulang ke rumah.

13 tahun kemudian, umurku sudah 20 tahun dan pagi ini aku akan pergi ke pasar untuk membeli bahan untuk dapur.

Setibanya di sana pandanganku terfokuskan dengan seorang anak perempuan yang berada ditengah-tengah kerumunan. Aku pun menghampirinya dan mencoba mengajaknya bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun