Sungguh tak mudah hidup di ladang tandus. Jika tak pandai mengelola diri, masalah ekonomi bisa merembet ke masalah sosial. Belum ditambah dengan tingkat pendidikan yang masih harus mendapat perhatian. Kasus gangguan jiwa cukup tinggi di Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Untuk satu wilayah kecamatan saja bisa tembus angka 100 orang lebih yang mengalami gangguan jiwa atau biasa disebut Orang Dengan Skizofrenia (ODS).
Semua pihak masih terus berupaya untuk menanganinya, termasuk  upaya zero pasung. Tak kurang, Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara (YLKN) ikut berkontribusi dalam penanganan masalah gangguan jiwa di kecamatan ini. Kecamatan lain yang digarap oleh YLKN adalah Ponorogo Utara, Babadan, Jenangan, dan Jambon.
Sumber penghidupan utama masyarakat Kecamatan Ngrayun adalah menyadap getah pinus. Sebulan bisa panen dua kali. Getah pinus seberat 54 kg (setelah dipotong 10%) dihargai Rp. 175.000. Jika ditampung dalam drum plastik bisa mencapai 100 kg lebih atau senilai Rp. 400.000 an.
Produk tanaman selain getah pinus adalah porang. Tanaman jenis umbi-umbian ini sedang naik daun. Kabarnya bisa diolah sebagai pengganti beras. Tapi masyarakat di sini belum mampu mengolahnya. Semua dijual ke luar negeri sebagai bahan mentah. Satu kilo dihargai Rp. 14.000.
Ternak kambing dan ayam menjadi sumber penghidupan yang lain. Rata-rata setiap rumah memiliki 2-10 ekor kambing dan puluhan ekor ayam.
Meskipun setiap hari mereka bergelut dengan kondisi geografis yang cukup menantang, ditambah berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan tingkat pendidikan, kita berharap kondisi ini akan terus membaik dan membantu penanganan masalah gangguan jiwa di wilayah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H