Mohon tunggu...
Mas Gunggung
Mas Gunggung Mohon Tunggu... Penulis -

Selamat menikmati cerita silat "Tembang Tanpa Syair". Semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tembang Tanpa Syair - Jagad Tangguh - Bagian 7

14 Juli 2016   17:12 Diperbarui: 14 Juli 2016   17:15 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan hawa dibawah pusarku kembali menghangat. Lalu naik pada posisi diantara pusar dan ulu hati.

"Cukup!!! Lain kali kita akan bertemu lagi anak muda!!!", teriak pemuda paruh baya itu.

Mendadak ia melompat jauh ke belakang dan berlari kencang. Tidak berapa lama punggungnya terlihat jauh dan mengecil. Tingkahnya sangat aneh.

Perlahan aku menenangkan diri, dan hawa hangat dibawah pusar aku simpan kembali.

Aku terduduk di pinggir pantai. Beberapa deburan ombak mengenai tubuhku. Rasanya agak lunglai.

"Aih, ternyata makin banyak sekali orang-orang yang mempelajari ilmu-ilmu pamungkas ini tanpa mempelajari filosofinya. Sudah beberapa kali aku berbenturan dengan pemuda-pemuda paruh baya yang menguasai Pasir Wutah, Guntur Geni, Pasir Besi, dan kini Bayu Seto. Entah nanti apalagi yang kutemukan didepan...", gumamku dalam hati.

Aku jadi teringat ucapan ayahku, bahwa ilmu-ilmu seperti ini bagaikan pisau bermata dua. Ia bisa melindungimu, namun juga bisa mencederaimu. Apabila ia hanya sekedar mencederaimu maka kerugian ada pada dirimu sendiri, namun seringkali ia dapat mencederai orang-orang disekitarmu, orang-orang yang kau sayangi. Jika itu sampai terjadi, dan tidak ada rasa menyesal di hatimu, maka sesungguhnya hatimu telah membatu.

Ayah dulu menjelaskan, bahwa khasanah keilmuan tanah Jawa terbagi menjadi dua bagian besar yakni ilmu kanuragan dan ilmu kasepuhan. Tujuan akhirnya adalah memahami asal mula darimana kita dan kemana kita akan kembali. Dalam perjalanannya seseorang akan dilatih sedemikian rupa dengan suatu latihan-latihan yang khas. Latihan-latihan yang akan meningkatkan kemampuan diri lahir dan batin. Namun seringkali, banyak yang terjebak pada hanya sekedar ragawi saja. Hal ini dikarenakan jenis kemampuan yang dikenal dengan kemampuan kanuragan sangatlah melenakan. Seseorang akan sering dipuji karena kehebatannya. Kehebatan mudah terlihat, bisa didemonstrasikan. Tidak demikian dengan kesalehan pribadi. Manakala seseorang berhenti pada tataran olah kanuragan, maka sesungguhnya disana terdapat potensi untuk kerasnya hati. Oleh karena itu para sesepuh dan guru tanah Jawa yang memahami filosofi akan menasehati untuk terus meningkatkan diri hingga pada ilmu kasepuhan. Setiap pelajaran mengenai ilmu kanuragan selalu dibarengi dengan nilai-nilai dan filosofi yang kuat. Dikawal ketat dengan itu.

Aku memejamkan mata. Ingatanku terbayang ketika berlatih ilmu-ilmu seperti itu.

"Nak, kamu harus tahu, setiap kali melatih ilmu kanuragan maka pada tubuhmu akan terjadi lonjakan-lonjakan energi yang besar dan luar biasa dahsyat.

Bahkan hanya dengan melatih tahap dasar dari sebuah ilmu pernapasan saja akan membuat dirimu menjadi ksatria pilih tanding. Memiliki tenaga yang sangat besar dan kemampuan merusak yang dahsyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun