Malam ini bagiku adalah malam yang begitu pahit dan sedih yang kurasakan, ya malam ini tiada berati bagiku karena kesedihan bercampur dengan kekecewaan yang cukup sakit di saat acara perpisahan minggu terakhir aku berada di bali. Tiada orang yang datang tiada kawan yang memperlihatkan kepeduliannya, apakah mungkin semua orang yang aku kenal pergi meninggalkanku dan menghiraukanku. Hanya beberapa beberapa teman yang datang tetapi hanya sebentar, hmm sepi ternyata masih setia menemaniku  dimana pun dan kapan pun. Sedih merasa sendiri memang sering kurasakan tiada teman dan keluarga yang mempedulikanku, Hanya air mata yang ada di saat malam datang ketika sunyi dan pikiran menyatu dengan hati.
 Di suatu malam aku berfikir apakah mungkin aku di takdirkan sebagai seorang yang selalu dihiraukan oleh orang lain, tiada kawan dan seorang gadis yang dapat memahami ku mereka hanya datang di saat butuh aku dan di saat mereka merasa sendri. Dunia seakan sudah membuangku jauh-jauh dari kehidupan ini, warna yang indah dan beragam seakan-akan hilang seketika menjauh dari ku, suara alam dan kehidupan di sekitar tiba-tiba membisu seketika digantikan dengan kesunyian yang melekat di pada tubuh. Aku mencoba tuk bertahan dalam situasi ini dengan kesabaran yang kian hari menipis dan hati seakan ingin berteriak dengan kencang seakan ingin menggocang kan dunia ini batapa kecewanya aku.
 Bertahan dan harus sabar adalah kata yang pas buatku, sendiri dalam dekap bayangan hitam seakan sudah menjadi teman baikku yang mengajarkanku tentang makna kehidupan ini. Betapa penting nya pelajaran hidup yang sudah ku lalui selama ini, mungkin ini takdirku untuk hidup sendiri dan mandiri berteman dengan banyangan yang selalu menemani ku, jalan ku mungkin memang seperti ini dan harus ku lalui sendiri tetapi ku percaya pasti akan ada naskah yang paling indah dari tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H