Untuk orang kota pasti banyak yang gak tau apa itu mbawon. Istilah mbawon merupakan istilah yang sering digunakan untuk para buruh tani yang mencari rejeki dengan membantu memetik hasil panen padi sawah milik pemilik tanah dengan imbalan memperoleh bagian dari sebagian padi-padi yang di petik tersebut dengan perbandingan hasil bagi tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama antara pemilik tanah dan rombongan pemetik padi.
Tradisi mbawon sudah sangat menjamur di daerah Jawa Tengah dan dareah-daerah sekitar khususnya di daerah Kabupaten Brebes yang dimana sebagian besar penduduknya berprofesi petani. Kegiatan mbawon ini seperti simbiosis mutualisme, dimana akan menguntungkan kedua belah pihak, sangat menguntungkan dan sangat membantu sebagian kaum petani dan buruh taninya sendiri.
Mbawon dilakukan pada musim-musim panen, seperti panen jagung, panen padi atau panen hasil bumi lainya. Tapi istilah mbawon lebih dikenal saat panen padi. Seperti sekarang ini disebagian wilayah Kabupaten Brebes sedang mulai musim panen, dimana masyarakat desa lebih banyak sibuk disawah untuk menuai padi-padi mereka.
Mbawon ini juga penuh perjuangan, orang yang ikut mbawon harus punya daya fisik yang kuat agar hasil yang diperoleh dalam sehari bisa banyak, sehingga mereka tidak merugi waktu dan hasil. Mbawon dilakukan dari satu lahan petani ke lahan petani yang lain yang bersedia padi-padi mereka di bawonin (red.dipanen dengan siatem mbawon).
Pembagian hasil bawon berdasarkan kesepakatan bersama antara pembawon dan pemilik lahan padi. misalnya 9 : 1  yang artinya  ketika dapet 9 karung padi, maka 8 karung untuk pemilik lahan dan yang 1 karung untuk pembawon atau 8 : 1 atau 7 : 1 dan lain sebagainya, sesuai kesepakatan dan wilayah pertanian masing-masing. Karena disetiap wilayah dimungkinkan berbeda pembagian hasilnya.
Sangat dilema memang, karena untuk memanen padi biasanya memerlukan banyak orang/tenaga walaupun sudah ada Kombet (alat modern untuk memanen padi) tetapi petani pemilik lahan harus membayar sewa yang mahal, kebanyakan pemilik lahan padi lebih memilih memperkerjakan orang/buruh tani dengan sistem bawon karena sistem ini dinilai lebih efektif dan efisien serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat.
Mereka (buruh tani) yang dipekerjakan pun dengan senang hati menerima pekerjaan yang diberikan oleh pemilik tanah, tidak khawatir akan pandemi covid-19. Anggapan dari mereka pekerjaan ini sebagian dari ibadah dan untuk mencukupi kebutuhan ekonominya serta mindset dari mereka yaitu bekerja disawah dibawah terik matahari itu menyehatkan dan dapat menjaga sistem imun tubuh.
KSB-55 | Kompasianer Brebes